REPUBLIKA.CO.ID,BANTEN -- Indonesia hampir merdeka selama 70 tahun. Namun, semangat kebangsaan perlu terus disuarakan untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air. MPR Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) bekerjasama dengan Lembaga Humaniora menggelar seminar nasional tentang kebangsaan, Sabtu (23/5).
Berbagai pihak yang di undang untuk menghadiri acara tersebut. Sekitar 300 orang, para undangan yang turut berpartisipasi mulai dari Praktisi, akademisi, Tokoh Masyarakat, Tokoh agama, Organisasi masyarakat , dan para kader PAN.
Hadir sebagai Narasumber antara lain M Ali Taher (Sekretaris F.PAN MPR), Kuswiyanto (Anggota F.PAN MPR), Patrialis Akbar (Hakim MK) Amran (Anggota F.PAN MPR). Narasumber adalah para Anggota MPR dan DPR dari Fraksi PAN MPR RI juga ada perwakilan dari MK.
Ali Taher mengatakan Kegiatan MPR ini terus menerus dilakukan dalam rangka membangun kehidupan berbangsa dan bernegara agar menjadi bangsa yang kuat dan solid baik dari moril dan materiil. Karena besarnya dan makmurnya suatu bangsa yang besar, dapat dilihat dari kehidupan masyarakatnya.
Indonesia berdiri sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Di saat itu situasi dalam keadaan chaos karena penjajah Jepang yang menguasai Indonesia sudah takluk kepada Sekutu. Proklamasi ini tidak diakui oleh Sekutu yang merasa boleh ‘mengatur’ dunia.
"Dan, kita ketahui semua bahwa anggota Sekutu adalah negara-negara penjajah. Demikianlah konspirasi negara-negara kolonialis dan imperialis mencengkeram dunia," kata dia.
Dia mengatakan Pancasila sebagai dasar negara berarti bahwa setiap tindakan rakyat dan Negara Indonesia harus sesuai dengan Pancasila. Secara historis, Pancasila diambil dari budaya bangsa Indonesia sendiri, sehingga mempunya fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sementara Budaya saling menghargai dan kebersamaan harus dikembangkan. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan konflik yang berkepanjangan apalagi sampai menelan korban jiwa.
Ali terus mengingatkan masyarakat Indonesia memiliki beraneka ragam perbedaan, sehingga harus ada beberapa hal yang harus dihargai dan dihormati agar tidak terjadi perpecahan dan konflik. "Dengan berpedoman dengan makna dari semboyaan bangsa kita yaitu BHINEKA TUNGGAL IKA yang mempunyai makna “Berbeda-beda tetapi tetap satu”, walaupun kita berbeda suku,agama,ras,pandangan,pendapat,apapun itu yang berbeda.Tetapi kita harus tetap bersatu," kata dia.