REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia telah merdeka. Penjajah telah mengakui kedaulatan kita, meskipun demikian, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tebtap bertekad untuk memupuk rasa nasionalis masyarakat
Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan, sebelum merdeka, musuh bangsa ini sangat jelas, yakni penjajah. "Jika musuhnya jelas, tentara Indonesia melawan tentara penjajah, maka perang itu merupakan perang simetris," ujar dia saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar di Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Jakarta Selatan, Jumat (28/8).
Saat ini, lanjutnya, masyarakat harus lebih waspada. Karena, masyarakat sedang menghadap perang asimetris. Menurut Mahyudin, yang dimaksud perang asimetris adadalah perang yang tidak terlihat dengan jelas siapa kawan dan siapa yang mejadi lawan.
"Ini bukan perang konvensional. Dampaknya juga sangat membahayakan," kata dia. Salah satu wujud dari perang asimeteris, lanjut dia, adalah perang ideologis. Oleh karena itu, ia menghimbau kepada masyarakat agar lebih meresapi makna pancasila dan nasionalisme agar tidak terkena dampak negatif dari perang asimetris.