REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini, puluhan ribu buruh melakukan aksi, yang rencananya akan menyasar Istana Negara. Namun, wakil ketua MPR Oesman Sapta menanggapi enteng demo tersebut, dengan mengatakan demo buruh merupakan hal yang biasa.
"Biasa aja, namanya juga buruh. Kalau ada gejolak berusaha untuk memperbaiki keadaannya, jadi normal saja, Itu hak asasi," kata pria yang akrab disapa Oso, usai memberikan pidato di acara sosialisasi Empat Pilar terhadap siswa SMA 26 Jakarta, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/9).
Yang penting, kata dia, para buruh jangan melakukan tindakan anarkis, yang dapat merugikan negara.
Oso menyebutkan, salah satu tuntutan buruh yaitu terkait penghapusan kewajiban tenaga kerja asing berbahasa Indonesia adalah tepat. Karena di Indonesia masih banyak yang menganggur. Tapi pemerintah malah mempermudah syarat tenaga kerja asing yang ingin ke Indonesia.
"Selagi tenaga kerja kita ada dan mampu, ada benarnya juga kan (tuntutan buruh)," ujarnya.
Tapi, lanjut Oso, pemerintah jangan membatasi tenaga asing yang memang memiliki keahlian khusus. ''yang kita gak punya, itu boleh. Kalau kita punya ya jangan dong,'' kata dia.
Menurutnya, pemerintah akan bertarung dalam situasi ekonomi dunia saat ini. Pemerintah akan berusaha semaksimal mungkin bagaimana membangun proyek-proyek. Sebab, pembangunan infrastruktur membutuhkan tenaga yang sangat besar dan mampu mengurangi pengangguran.
"Tapi ini kan sedang dalam perjalanan, jad kasih kesempatanlah kepada presiden," ucap Oso.