REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Dimyati Natakusumah menilai, pelaksanaan ideologi Pancasila belum berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga, perlu adanya sebuah relaksasi terhadap Pancasila itu sendiri, agar penanaman nilai-nilai Ideologi bangsa.
''Melihat situasi seperti ini, dimana masih ada koruptor, perampok, dan begal. Pancasila masih belum jalan secara merata,'' kata Dimyati, saat menghadiri Temu Pakar dan Tokoh MPR RI bekerja sama dengan Kesbangpol, dengan tema 'Implementasi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, dan sistem ketatanegaraan, di Hotel Mega Anggrek, Jakarta, Selasa (15/9).
Oleh karena itu, dalam temu pakar ini, perlu dipikirkan bagaimana melakukan transformasi pengetahuan tentang nilai-nilai Pancasila. ''Maka perlu digalakkan terus Pancasila, supaya orang sadar dan timbul rasa memiliki terhadap sesama anak bangsa,'' ujarnya.
Ia menilai, sekarang ini orang -orang lebih egois dan individualis. Sehingga, perlunya membangun semangat kebersamaan, bahwa Indonesia menerapkan sistem kekeluargaan.
''Memang Pancasila sudah harus disosialisasikan, supaya kelompok-kelompok itu tidak egois dan merasa dirinya yang paling hebat,'' jelasnya.
Dengan slogan Bhineka Tunggal Ika, Indonesia diharapkan menjadi negara yang maju, modern, hebat dan sejahtera. Kalau radikal, kata Dimyati, setiap kelompok merasa dirinya yang paling hebat, dan akhirnya melakukan tindakan radikalisme.
''Karena tidak paham Pancasila. Sebab radikal tidak memegang teguh pada prinsip ketuhanan yang Maha Esa,'' katanya.
Hadir dalam acara temu pakar ini Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Ratiyono, Anggota Badan Pengkajian MPR Dimyati Natakusumah dan Aryo Djojohadilusomo. Acara ini berlangsung atas kerja sama MPR RI bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta.