REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Din Syamsuddin mengatakan, Hari Perdamaian Dunia yang diperingati tiap 21 September, merupakan agenda tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tahun ini Indonesia menyambutnya dengan ikut menyuarakan deklarasi "Indonesia Bergerak" menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan hidup, dan mengajak masyarakat dunia ciptakan perdamaian.
"Berjuang ciptakan kedamaian. Saat ini yang dihadapi adalah lawan dari perdamaian, yakni ketiadaan perdamaian. Seperti kemiskinan, kebodohan, kekerasan, kerusakan lingkungan hidup, deskriminasi dan banyak lainnya," ucap Din, dalam Peringatan Hari Perdamaian Dunia dan Deklarasi Indonesia Bergerak Menyelamatkan Bumi (Siaga Bumi) hari ini digelar di Taman Perdamaian, Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, (21/9).
Perayaan tersebut dihadiri oleh sekitar 250 peserta yang terdiri dari Organisasi Keagamaan dan LSM Lingkungan Hidup. Din berharap, dunia lewat PBB bisa berikan solusi dan jawaban atas semua permasalahan terkait perdamaian dan lingkungan hidup secara berkelanjutan.
"Kami juga mendorong tampilan dengan berkolaborasi antar umat beragama dan realisasikan 17 agenda pada 24 September," ujarnya
Meskipun Indonesia termasuk negara 10 besar yang ciptakan polusi di dunia, namun kata dia, semua lembaga terkait sedang mendorong apa saja yang menjadi kebijakan pemerintah saat ini. Paling tidak, mulai dengan gerakan menanam minimal 1 pohon, Indonesia bisa menjadi leader menjaga bumi.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang tiba ditempat acara sekembalinya dari kunjungan ke Cina, menekankan dua hal yang perlu kita perhatikan. Pertama, para pendiri bangsa pada 1945 telah merumuskan konsep perdamaian luar biasa, yang kita namakan Pancasila.
Kedua, menurut Zulkifli Hasan, sesuai Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, tujuan kita bernegara adalah memakmurkan rakyat. "Kita maju atau tidak bukan bergantung pada sumber daya alam, melainkan karena pendidikan," ujar Zulkifli.