Monday, 28 Jumadil Akhir 1446 / 30 December 2024

Monday, 28 Jumadil Akhir 1446 / 30 December 2024

Pimpinan MPR Khawatir Rendahnya Serapan Anggaran di Daerah

Selasa 22 Sep 2015 18:53 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

Pemotongan Anggaran (ilustrasi)

Pemotongan Anggaran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan MPR khawatir dengan rendahnya serapan anggaran di daerah. Wakil ketua MPR Mahyudin mengungkapkan hingga Agustus lalu penyerapan anggaran pembangunan oleh pemerintah masih sangat terbatas. Bahkan, sebagian kemeterian penyerapan anggaran pembangunannya kurang dari lima puluh persen, beberapa diantaranya bahkan baru mencapai tiga puluh persen.

Menurut Mahyudin, minimnya penyerapan anggaran, pembangunan turut berkontribusi pada melemahnya perekonomian Indonesia. Terlebih setelah nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan.

''Seandainya penyerapan anggaran berjalan lancar, pembangunan sarana dan prasarana juga berlangsung baik,  maka kondisi ekonomi yang semakin memburuk, itu bisa diminimalisir,'' kata Mahyudin, ketika menjadi pembicara kunci pada acara Bicara Buku yang berjudul 'Kiat-kiat Terhindar Dari Korupsi Pada Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah', di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/9).

Ia menuturkan, minimnya penyerapan anggaran pembangunan oleh pemerintah, terjadi karena masing-masing pimpinan proyek merasa takut terjerat tindak pidana korupsi. Akibatnya, mereka bersikap sangat hati-hati, karena tidak ingin terjerat korupsi.

"Apalagi sempat ada penyataan terkait target pengungkapan kasus tindak korupsi dari masing-masing lembaga penegakan hukum,'' kata dia.

Karena itu, Mahyudin menyambut baik terbitnya buku berjudul Kiat-kiat Terhindar Dari Korupsi Pada Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah. Dia berharap buku tersebut menjadi petunjuk bagi aparat pemerintah, terutama bagian Pengadaan Barang Dan Jasa, agar bisa bekerja dengan baik, dan lepas dari perkara korupsi.

"Kasus korupsi pemerintah umumnya terjadi pada  pengadaan barang dan jasa. Karena itu memang buku ini sangat baik,'' ucapnya..

Mahyudin berharap, setelah buku ini terbit, kasus korupsi yang sering terjadi dan melibatkan bagian Pengadaan Barang Dan Jasa bisa diminimalisr. Ini penting karena memang masyarakat sudah bosan mendengar aparat negara terjerat kasus korupsi.

Acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat itu menghadirkan dua orang pembicara. Yaitu, Piping Effrianto (penulis buku  Kiat-kiat Terhindar Dari Korupsi Pada Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah) serta  Gunarwanto (Kepala Direktorat Litbang BPK RI).

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler