REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- MPR melakukan sosialisasi 4 pilar kebangsaan melalui kesenian wayang kulit. Acara yang digelar di depan Gedung Balaikota Malang ini menghadirkan dalang Ki Ardhi Poerbantoro dengan lakon Pantjaran Bolodewo.
Kepala Biro Humas MPR RI Ma'ruf Cahyono mengatakan, sosialisasi 4 pilar kebangsaan dengan menggunakan kesenian wayang hanya salah satu metode. Selain menggunakan kesenian tradisional, sosialisasi empat pilar kebangsaan juga telah menggunakan banyak metode.
"Selain kesenian tradisional, sosialisasi juga dilakukan dengan outbond, diskusi dan seminar, karena segmen wayang ini cukup luas maka dipilih wayang," kata Ma'ruf, Sabtu (26/9) malam.
Ma'ruf mengatakan saat ini kesenian wayang dibeberapa daerah masih dapat menjadi media alternatif sebagai media sosialiasi. Untuk di Malang sendiri MPR masih mencoba selain itu dengan metode tradisional ini akan memperkaya metode yang sudah ada.
Selain lewat diskusi dan kesenian MPR juga mensosialisasikan empat pilar kebangsaan di majelis ta'lim dan PKK. MPR juga terus memperkaya metode sosialisasi sehingga dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat.
"Kami juga melakukan monitoring sehingga indikator-indakator capaiannya terpenuhi," kata Ma'ruf.
Acara pagelaran wayang dimulai sekitar pukul Sabtu 9 malam dan berakhir Ahad dini hari. Pagelaran wayang ini cukup memikat masyarakat Kota Malang. Terbukti dengan padatnya bangku penonton.
Sebelumnya pada Jumat (25/9) sosialisasi empat pilar kebangsaan di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, diberikan kepada kaum perempuan. Target sosialisasi adalah kader PKK Desa Sumbersekar.
Sekira 200 orang perempuan memenuhi Balai RW 2 Dusun Krajan, Desa Sumbersekar. Mereka hadir sejak siang hari, sekira pukul 14.00 WIB. Acara ini dihadiri langsung oleh anggota MPR RI, HM Ridwan Hisyam selaku pemateri utama sosialiasi 4 pilar kebangsaan MPR-RI.
Musoli Haris, salah satu pemateri sosialisasi menyampaikan, keberadaan kaum ibu sangat strategis, karena mereka berhadapan langsung dengan anak-anak di rumah. Ibu mendidik anak sejak dalam kandungan. Mereka melakukan kontrol langsung terhadap anak.