REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil ketua MPR Oesman Sapta meminta kepada guru-guru untuk memberikan kesempatan terhadap murid-muridnya dalam berkreativitas. Sebab, jika tidak ada kreatifitas, murid tidak akan dapat menghayati Empat Pilar dengan benar.
Menurutnya, empat pilar bukan hanya sebuah slogan. Sehingga, diriinya ditugaskan oleh negara mensosialisasikan empat pilar kepada berbagai elemen, demi keutuhan bangsa dan negara.
''Anak -anak sekolah mesti kreatif dan spontan. Jangan apa-apa gak boleh, sehingga otaknya tidak bergerak, kalau tidak dirangsang bagaimana menghayati empat pilar,'' kata Oso, dihadapan ratusan siswa SMA 22, dalam rangka sosialisasi Empat Pilar di Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (30/9).
Oso berhadap, para pelajar beserta guru turut mensosialisasikan empat Pilar sekolahnya masing-masing terutama di DKI Jakarta. Para, kata dia, nantinya akan siswa ditugaskan untuk mensosialisasikan empat pilar di sekolah masing-masing, kepada rekan-rekan di kelasnya.
''Jadi murid-murid diberi kesempatan untuk kreatif beserta gurunya. Kalau berkembang, ia akan serius, memahami, menghayati empat pilar,'' ujar Oso.
Selain itu, ia mengingatkan siswa tidak boleh sombong dalam mengamalkan empat pilar, karena itu bisa menjad bumerang bagi diri mereka sendiri. Empat pilar, lanjut Oso, harus dihayati terus-menerus sampai akhir hayat.
''Itu sebabnya regenerasi empat pilar harus terus digalakan, karena itu pertahanan terakhir anak-anak bangsa tentang nasionalisme,'' jelasnya.
Oso menambahkan, kebangsaan itu memiliki nasionalisme yang tinggi. Kalau tidak ada, bagaimana bangsa ini akan kuat, seperti Cina, Jepang, Korea, salah satu negara yang nasionalismenya kuat.
''Anak-anak harus cerah, gembira dan tidak mempunyai rasa takut. Kalau untuk maju ke depan saja tidak berani, bagaimana berani menghayati empat pilar,'' kata dia.