REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PKS MPR, TB Soenmadjaja menyatakan tak sepakat dengan adanya permintaan maaf pada PKI. Sebab dalam konteks politik tak hanya PKI saja yang menjadi korban.
"Dari aspek politis bila kita meminta maaf akan menempatkan kita pada pihak yang salah," ujarnya saat ditemui dalam acara sosialisasi 4 pilar di Bogor, Jumat (2/10).
Menurutnya pergulatan politik yang menimbulkan korban bukan hanya dengan PKI namun juga dengan pihak atau kelompok lainnya. Soenmandjaja tidak mau menyebutkan dengan kelompok atau pihak lain yang mana pergulatan politik itu yang menimbulkan korban.
"Terus apa kita juga akan meminta maaf pada pihak atau kelompok yang lain?," katanya.
Soenmandjaja menegaskan bahwa sikap dasar bangsa Indonesia soal komunis sudah diatur dalam Ketetapan No. XXV/MPRS/Tahun 1966. "Jadi negara sudah jelas mempunyai sikap," tegasnya. Yakni melarang ajaran komunis dan ateis.
Disampaikan bahwa dalam hubungan antarmanusia memang kita harus adil dalam memandang sejarah. Untuk itu dirinya berharap agar apa yang pernah terjadi diambil hikmahnya agar peristiwa itu tak terulang.
Untuk memelihara persatuan kita perlu melakukan rekonsiliasi dalam hubungan antaranak bangsa seperti yang pernah dilakukan oleh Ketua MPR Taufik Kiemas dengan mengumpulkan anak-anak dari orangtua di mana mereka pada masa lalu berseberangan.
"Masa lalu kita jadikan modal yang lebih baik untuk menata masa depan. Yang salah kita tinggalkan yang baik kita teruskan. Bangsa ini tak mungkin dibangun oleh satu elemen," ujarnya.
Diakui bangsa ini memang bangsa yang berdasarkan hukum tetapi penegakkan harus menggunakan kaidah supremasi hukum, kesamaan hak, proses hukum, dan praduga tidak bersalah. Kaitan dengan Tap No. XXV/MPRS makan Tap itu harus ditegakkan sesuai dengan hukum, perundang-undangan, HAM, dan demokrasi.