Friday, 18 Jumadil Akhir 1446 / 20 December 2024

Friday, 18 Jumadil Akhir 1446 / 20 December 2024

'Pemikiran Bung Karno Sintesis antara Islam dan Nasionalisme'

Ahad 13 Dec 2015 08:42 WIB

Red: Didi Purwadi

Ketua Badan Sosialisasi MPR Ahmad Basarah

Ketua Badan Sosialisasi MPR Ahmad Basarah

Foto: Dok: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bung Karno dikenal luas sebagai seorang pemikir dan ideolog bangsa yang dimensi pemikirannya sangat komprehensif. Hal itu dibuktikan dari berbagai literatur pemikiran Bung Karno dalam berbagai dimensi, baik pemikiran ideologi, sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan lain sebagainya.

Salah satu dimensi pemikiran Bung Karno yang tidak banyak diketahui masyarakat dengan baik adalah dimensi pemikiran Islam Bung Karno. Dimensi pemikiran Bung Karno selalu berusaha mensintesiskan antara Islam dan Nasionalisme yang wujudnya saat ini adalah konsepsi Pancasila yang dijadikan dasar dan ideologi negara. 

Demikian Ahmad Basarah, Ketua Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR dalam sambutan membuka seminar 'Bung Karno, Islam dan Pancasila' di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan Ciputat, Jakarta, Sabtu (12/12).

Narasumber seminar tersebut adalah Hajriyanto Tohari, Ketua PP Muhammdiyah dan mantan Wakil Ketua MPR RI, Prof DR Hamka Haq, Anggota MPR RI, Prof Sudarnoto MA, Dosen IAIN Syarifhidaytullah.

Basarah mengatakan bahwa banyak kalangan masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui dengan baik sosok dan pemikiran Bung Karno karena adanya praktek politik desoekarnoisasi yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru pada waktu itu.

Sehingga diperlukan kemauan baik dari pemerintah utk segera meluruskan sejarah bangsa tentang sosok dan pemikiran Bung Karno. ''Hal itu penting agar generasi bangsa kita memiliki referensi para pemimpin-pemimpin yang dapat menjadi suri tauladan bagi mereka,'' kata Ahmad Basarah dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Proses pengancuran nama baik tokoh-tokoh bangsa sebagai akibat proses politik di masa lalu membuat bangsa Indonesia hari ini mengalami defisit tokoh pemimpin bangsa yang dapat dijadikan panutan.

Ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Y Tohari, yang merupakan salah seorang pembicara seminar mengatakan bahwa perjuangan Islam Bung Karno dalam menyusun dan membentuk Pancasila terlihat saat pembentukan Panitia 9 oleh Bung Karno yang melahirkan Piagam Djakarta 22 Juni 1945.

Bung Karno ikut menyetujui dan menandatangani naskah Piagam Djakarta tersebut. Tulisan-tulisan Islam Bung Karno juga sangat progresif dan berkemajuan. Beliau layak dijuluki sebagai seorang pemikir Islam dan kebangsaan yang hebat.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler