REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Badan Pengkajian MPR RI Bambang Sadono membuka pelaksanaan sosialisasi empat pilar MPR melalui pagelaran Wayang orang, di Taman Budaya Raden Saleh Semarang, pada Kamis (17/12).
Pagelaran tersebut menampilkan kelompok Ngesti Pandoeo dengan tema Kresna Duta.
Dalam pementasan tersebut, Bowo Sidiq Pangarso Fraksi Partai Golkar MPR, Ali Maher Fraksi partai Nasdem MPR, dan Abdul Wachid Fraksi Partai Gerindra MPR RI. Bambang mengatakan, penggunaan wayang orang sebagai sarana sosialisasi empat pilar merupakan pilihan yang sangat baik.
Artinya, MPR turut menjaga dan melestarikan kesenian tradisional. Apalagi, keberadaan wayang orang semakin terpinggir dan terancam. Terbukti, saat ini hanya ada tiga group wayang orang yang masih bertahan. Yaitu Ngesti Pandowo Seamarang, Sriwedari Surakarta dan Barata Jakarta.
"Wayang orang sudah terlalu lama dibiarkan berjuang sendiri menghadapi himpitan zaman. Padahal lawan dan tantangannya semakin besar. Karena itu pemerintah harus turun tangan, ikut serta melestarikan kesenian ini agar tidak hilang dari masyarakat," kata Bambang saat memberikan sambutan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga wayang orang, kata Bambang, adalah pemberian anggaran yang asalnya dari APBD. Namun, cara tersebut harus dituangkan ke dalam Peraturan daerah, sehingga bisa berjalan secara berkesinambungan, tidak tergantung sipapun kepala daerahnya.
"Ini harus segera dilakukan, jangan sampai wayang orang diklaim menjadi milik negara lain, setelah itu baru kita kelabakan, dan berusaha mempertahankan,'' ujarnya.
Kepala Biro Humas MPR Ma'ruf Cahyono menyatakan, pagelaran Kesenian Tradisional Wayang orang merupakan salah satu metode sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
Tugas sosialisasi yang dilakukan MPR merupakan perintah UU. Karena itu pagelaran wayang orang ini merupakan tindakan sesuai UU.
Metode sosialisasi empat pilar menggunakan wayang orang merupakan cara yang unik. Sedang pemakaian wayang orang itu sendiri baru pertama dilakukan sepanjang berlangsungnya sosialisasi. Nyatanya wayang orang masih hidup dan digandrungi masyarakat.
"MPR akan terus menggunakan cara-cara yang lebih menarik dalam melaksanakan amanat UU untuk melakukan sosialisasi, salah satunya dengan sarana wayang orang. Karena kesenian wayang orang begitu diminati dan sangat dekat dengan masyarakat,'' kata Ma'ruf.