REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan membawa dampak yang sangat luas bagi bangsa Indonesia.
Bukan hanya dalam bidang ekonomi saja, tetapi juga sektor politik, budaya hingga kesenian.
"Karena itu, bangsa Indonesia harus sangat hati-hati terhadap kemungkinan masuknya nilai-nilai dari luar, yang akan turut menyerbu Indonesia, bersamaan bebasnya faktor-faktor ekonomi yang masuk ke Indonesia," kata Zulkifli, dihadapan Panitia Munam Open International Pencak Silat Championship 2016, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (11/2).
Salah satu budayanya adalah pencak silat. Menurutnya, Pencak Silat merupakan karya budaya asli bangsa Indonesia juga akan menghadapi tantangan besar, dalam era MEA. Apalagi, berbagai jenis seni beladiri dari luar negeri juga sudah demikian banyak masuk ke Indonesia.
"Karena itu Indonesia harus berusaha mempertahankan aset budaya berupa pencak silat ini dengan cara melakukan pemasyarakatan secara gencar," ujarnya.
Salah satu cara untuk memasyarakatkan pencak silat menurut Zulkifli adalah melalui pendidikan. Dengan begitu setiap anak memiliki kewajiban untuk belajar pencak silat.
"Jangan sampai kita kalah dengan Muaythai. Mereka sudah banyak ditemukan di kota besar, sementara pencak silat malah terpinggirkan,'' jelasnya.
Kehadiran Panitia Munam Open bertemu Ketua MPR adalah untuk melaporkan rencana pelaksanaan kejuaaraan Pencak silat Piala Ketua MPR. Kejuaaran itu akan dilaksanakan pada 11-13 November di Cibubur. Direncanakan, sebanyak 2000 peserta, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga dewasa ikut serta dalam even tersebut.