REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan cinta tanah air adalah sikap yang sangat berharga pada saat ini. Untuk itu kalangan generasi muda, khususnya para mahasiswa, harus benar-benar menyadarinya.
“Cinta tanah air harus terus diperkuat. Unuk itu generasi muda, yakni mahasiswa, harus tidak terseret ikut berbagai ide yang akan merusak masa depan bangsa. Jadi bagaimana pun cinta tanah air itu sesuatu hal yang sangat berharga,’’ kata Mahyudin dalam acara ‘Sosialisasi Empat Pilar MPR RI’ di Aula Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, di Cilegon, Kamis (25/2). Dalam acara itu ratusan mahasiswa memadati aula ruangan yang acaranya digelar sekitar pukul 14.00-15.00 WIB.
Mahyudin rasa cinta tanah air sangat penting artinta karena tantangan akan eksistensi negara ke depan akan mendapat ancaman besar. Bahkan, ancaman itu tidak hanya datang dari luar, namun tantangan itu juga akan muncul dari dalam diri bangsa sendiri.
‘’Ingat pesan Bung Karno dulu. Dia mengatakan tantangan yang dihadap generasi saya itu jauh lebih mudah dihadapi dari pada tantangan yang akan dialami generasi muda ke depan. Saya dulu musuhnya jelas dan hanya satu yakni orang asing. Tapi nanti musuh kalian tak hanya satu yakni orang asing, tapi akan juga berasal dari dalam bangsa sendiri. Istilahnya, dulu hanya melawan penjajah asing saja, nanti akan melawan sesama anak bangsa,’’ kata Mahyudin.
Khusus di kalangan mahasiswa, lanjut Muhyidin, memang kini harus mulai diwaspadai masuknya ide asing yang bertentangan dengan falsafah bangsa, yakni Pancasila. Untuk itu kepada pihak manapun yang kini mengemban amanat di dalam mendidik generasi muda, maka harus segera melakukan antisipasi untuk mencegah tersebarnya paham tersebut.
Menurutnya, sebagai mantan mahasiswa teknik maka ia pun tahu persis apa bila mahasiswa teknik diajak berpikir tentang sebuah ideologi dengan cara sesuai dengan logika, maka dia pasti akan diterima.
"Nah, tentu saja situasi ini sangat berbahaya apa bila ajaran atau ideologi yang akan masuk ke mahasiswa itu melawan Pancasila, misalnya berisifat radikal. Untuk itulah maka semua pihak harus mewaspadai. Bila terlihat tanda-tanda yang tak baik, segera dicegah saat itu juga. Ingatlah sekarang ini kita sebenarnya berada dalam ‘situsi perang’, yakni perang idelogi,’’ tegas Mahyudin.