REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Ketua MPR RI Zulkifli Hasan bercerita, Bung Karno di depan sidang umum PBB berpidato mengenai Indonesia. Proklamator bangsa itu mengatakan Indonesia tidak akan meniru sistem politik barat maupun komunis di Timur.
Indonesia menurutnya, punya sistem sendiri yang disebut Pancasila, yang digali dari sejarah negeri. Pancasila menjadi relevan dengan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, berlatar belakang multietnik, ratusan suku dan bahasa, serta berbagai agama.
''Berbeda dengan di Barat, menyusun konstitusi falsafah negeri melalui satu ras, begitu juga agama. Indonesia tidak bisa seperti itu,'' kata Zulkifli, saat memberikan ceramah Empat Pilar MPR RI, di Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar, Jumat (11/3).
Indonesia, kata Zulkifli, merupakan bangsa yang toleran. Bagaimana tidak, dengan penduduk mayoritas orang Jawa, tapi yang bahasa nasional yang digunakan adalah bahasa Melayu.
Dengan semangat kebangsaan dan kebersamaan itulah maka terjadi konsensus empat pilar MPR. Visi indonesia merdeka adalah tidak mungkin negara bisa bersatu kalau tidak merdeka. Juga tidak mungkin negara bisa berdaulat kalau tidak bersatu, serta rakyat tidak akan makmur kalau Indonesia tidak berdaulat.
''Pancasila juga satu rangkaian sebagai filosofi kita. Pancasila kalau diperas adalah cintah kasih, kasih sayang, kekeluargaan, gotong royong dan musyawarah mufakat,'' ucap dia.
Pancasila kehilangan ruhnya kalau orang sudah saling hujat, tidak mau tolong-menolong, main menang-menangan sendiri.
Begitu juga saling klaim kuasa lembaga negara. Ia mencontohkan DPD tidak ada fungsinya, begitu juga MPR, yanh hanya bisa memberikan rekomendasi, dimana kemudian DPR merasa paling hebat.
Namun DPD mengklaim lebih berkuasa karena yang punya daerah. MPR pun demikian, karena bisa merubah konstitusi, menilai lembaganya paling tinggi, dan begitu seterusnya antar lembaga negara.
Budaya Pancasila, menurut Zulkifli sudah tergerus. Dahulu, seorang anak berbicara keras sama orang tua bisa bermingu-minggu dimarahin. Sekarang, ada anak menuntut ibunya di pengadilan. Lalu ada orang tua bunuh dua anaknya tapi masih bisa tertawa.