REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang (Oso) menilai pelestarian budaya Betawi sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional dapat memperkuat nilai-nilai empat pilar kebangsaan.
"Pergelaran seni budaya Betawi ini merupakan upaya membudayakan rasa kebangsaan bangsa Indonesia. Apakah benar dalam hati nurani kita sudah memiliki rasa kebangsaan? Belum tentu," katanya di Kampung Budaya Betawi, Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta, Sabtu (19/3).
Hadir pada kegiatan tersebut, beberapa anggota DPD RI/MPR RI, yakni Abdul Aziz Kafia (DKI Jakarta), Syarif (Lampung), Abdul Qodir (Jawa Timur) dan Delis (Sulawesi Tengah).
Menurutnya, ada bangsa Indonesia yang tidak memiliki rasa kebangsaan dan ada yang rasa kebangsaannya telah luntur karena tergerus penetrasi budaya asing yang masuk ke Indonesia.
"Saya melihat sebagian pemuda Indonesia, rasa bangsaannya telah luntur," katanya.
Anggota DPD RI dari Provinsi Kalimantan Barat ini menjelaskan, pergelaran seni budaya dapat menyampaikan pesan Empat Pilar MPR RI yakni nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pada kesempatan tersebut, Oso juga menyayangkan pertanyaan seorang penyanyi yang dinilai salah menempatkan Pancasila sebagai ideologi negara. Menurut dia, perilaku artis tersebut telah membuat cacat citra anak bangsa yang saat ini mengalami krisis jati diri.
Sementara itu, anggota DPD RI dari Provinsi DKI Jakarta Abdul Aziz Kafia pada kesempatan tersebut menjelaskan, budaya Betawi dekat dengan budaya China, maupun budaya bangsa Eropa yang zaman dahulu pernah menjajah Indonesia. Dia mencontohkan beberapa kuliner Betawi ada kesamaan dengan kuliner di Eropa.