REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG --Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, setelah 18 tahun reformasi sudah banyak kemajuan yang dinikmati rakyat Indonesia. Kemajuan dalam reformasi itu, kata Zulkifli, tak bisa dipungkiri.
Zulkifli menyebutkan, di republik ini siapapun berhak menjadi apapun. Ia mengakui, sebagai orang dusun dirinya bisa menjadi Ketua MPR, bahkan Jokowi yang pengusaha mebel bisa menjadi Presiden.
''Dalam era reformasi ini orang bebas mengeluarkan aspirasi baik berbicara maupun berpendapat,'' kata Zulkifli, di hadapan civitas akademika Universitas Muhammadiyah dan pegawai negeri Pemkot, di Kedung Mundu, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, (9/5).
Ia menambahkan, otonomi yang luas juga sebagai dampak reformasi. Anggaran 20 persen untuk pendidikan yang berasal dari APBN juga akibat adanya reformasi.
Meski demikian, ia menilai kemajuan reformasi masih pada taraf teknik dan prosedural. Namun secara etik dan subtansi belum tercapai.
Malai dari belum mapannya etik dan substansi dalam era reformasi itu, banyak kejadian yang sebelumnya tidak terbayangkan seperti adanya mahasiswa membunuh dosen, gerombolan remaja memperkosa seorang anak perempuan, dan lain sebagainya.
Dalam era reformasi yang belum mapan dalam etik dan subtsansi ini, Zulkifli berharap agar kita jangan menyebar kebencian dan permusuhan. "pemimpin menyebarkan rasa persatuan," katanya.