REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang pelaksanaan peringatan pidato Bung Karno 1 Juni di Gedung Merdeka Bandung, pemerintah dan masyarakat Bandung semakin antusias menanti berlangsungnya acara tersebut. Kepastian hadirnya Presiden Joko Widodo pada acara tersebut, membuat masyarakat semakin tak sabar menanti detik-detik pelaksanaan peringatan hari lahirnya Pancasila.
Bakal kehadiran Presiden pada acara tersebut menurut Sesjen MPR RI Ma'ruf Cahyono merupakan salah satu bentuk atensi sekaligus penghargaan negara terhadap sejarahnya sendiri. Ini penting, karena kalau bukan negara kita sendiri, kata Ma'ruf siapa lagi yang akan menghargai sejarah bangsa Indonesia.
MPR, kata Ma'ruf memandang perlu untuk meneruskan tradisi peringatan pidato bung Karno pada 1 Juni. Sebab, kegiatan tersebut juga terkandung maksud untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Sekaligus melakukan refleksi terhadap sejarah, dan memakainya sebagai stimulan untuk mengingatkan perjalanan sejarah yang pernah terjadi atas bangsa Indonesia. Serta menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
"Upaya-upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan itu merupakan proses yang tak boleh terhenti, karena itu peringatan pidato Bung Karno 1 Juni akan terus dilakukan MPR. Kita berharap melalui peringatan ini Pancasila akan hidup dan berkembang sesuai jamannya," kata Ma'ruf menambahkan.
Selain puncak acara pada 1 Juni, MPR juga sudah menyiapkan beberapa acara pendahuluan. Antara lain, bedah buku atau Bicara Buku bersama wakil rakyat. Buku yang akan dibedah pada acara tersebut berjudul Bung Karno, Menggali Pancasila dan Membangun Dunia Kembali. Selain itu ada juga pagelaran seni budaya wayang golek dengan lakon Semar Tandang, menampilkan dalang Ki Dadan Sunandar Sunarya. Serta seminar nasional kebangsaan.
"Ada beberapa acara yang sengaja dilaksanakan untuk menyemarakkan peringatan 1 Juni, dengan harapan memberi dampak yang besar, dan mengingatkan kembali terhadap kesadaran berbangsa," kata Ma'ruf lagi.
Pada 71 tahun lalu, tepatnya 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato berisi pemikirannya tentang Pancasila. Menurut Sukarno, gagasan tentang Pancasila, itu ia ambil dari nilai-nilai luhur yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala.