Saturday, 30 Rabiul Akhir 1446 / 02 November 2024

Saturday, 30 Rabiul Akhir 1446 / 02 November 2024

MPR Desak Perekonomian Domestik Lebih Diperhatikan

Selasa 07 Jun 2016 18:55 WIB

Red: Taufik Rachman

Oesman Sapta

Oesman Sapta

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Oesman Sapta menginginkan perekonomian domestik lebih diperhatikan karena Indonesia memiliki jumlah penduduk cukup besar sehingga merupakan pasar yang perlu diberdayakan lebih optimal.

"Lebih baik memikirkan perekonomian dalam negeri," kata Oesman Sapta dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, saat bangsa Indonesia pernah diguncang oleh krisis ekonomi, para pengusaha mendukung pemerintah dan berjuang mengembalikan perekonomian Indonesia.

Untuk itu, lanjutnya, yang dibutuhkan memang adalah para pengusaha yang nasionalis yang bahu membahu bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.

"Jangan memikirkan MEA sebab jumlah penduduk negara ASEAN selain Indonesia hanya sekitar 60 juta sedang jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta," kata Wakil Ketua MPR RI itu.

Bagi Oesman, jumlah penduduk yang melimpah di Indonesia merupakan pasar yang lebih potensial dibanding MEA.

Sebelumnya, Analis Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menilai tantangan terhadap ekonomi domestik akan kembali menguat pada Juni hingga Agustus 2016.

Penguatan tersebut dipicu oleh ekspektasi tinggi untuk kenaikan bunga Federal Reserve dan pertaruhan pemerintah untuk meyakinkan pasar mengenai terjaganya penerimaan negara.

"Risiko fiskal dari penerimaan akan menjadi pertanyaan. Bagaimana revisi APBN-P? Kemudian, ekspektasi yang menguat soal kenaikan The Fed Juni ini," kata Leo dalam pelatihan wartawan ekonomi oleh Bank Indonesia (BI) di Tangerang, Sabtu (28/5).

Sebelumnya, BI menilai permintaan domestik yang masih belum kuat menjadi salah satu faktor penyebab belum optimalnya pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016 Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I 2016 lebih rendah dari perkiraan di mana hanya tercatat sebesar sebesar 4,92 persen. Namun, dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, angka pertumbuhan tersebut relatif lebih baik.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (19/5) mengatakan pihaknya mengapresiasi pemerintah dengan upaya stimulus fiskalnya dan terbukti pertumbuhan investasi khususnya bangunan di Triwulan I-2016 tumbuh 7,7 persen (yoy) dan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Sumber : antara
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler