Monday, 28 Jumadil Akhir 1446 / 30 December 2024

Monday, 28 Jumadil Akhir 1446 / 30 December 2024

HNW: Peringkat Perguruan Tinggi Indonesia Belum Membanggakan

Rabu 29 Jun 2016 18:59 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengajak Pengurus Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia untuk merenungkan wajah pendidikan di Indonesia.

Berbagai isu perlu ditanggapi dan dibahas seperti soal adanya rencana impor rektor dari luar negeri. Hidayat mempertanyakan rencana itu karena heran, di Indonesia banyak akademisi yang bagus mengapa ada kemungkinan memakai rektor dari luar negeri.

''Hal lain yang juga perlu direnungkan adalah rangking perguruan tinggi di Indonesia dalam tingkat Asia maupun dunia yang belum menggembirakan,'' kata Hidayat, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/6).

Ia menyebutkan, ranking perguruan tinggi dari Indonesia selama ini tidak masuk dalam ranking yang membanggakan, baik di tingkat Asia apalagi dunia. Padahal, Indonesia bukan negara yang baru berdiri.

Menurutnya, pendiri bangsa merupakan orang-orang yang hebat. Mereka adalah orang-orang yang menguasai ilmu pada bidangnya. Tak hanya itu, mereka juga menguasai banyak bahasa. “Itu terjadi sebelum era merdeka,” ujarnya.

Akibatnya, tenaga kerja Indonesia menjadi tidak terhormat. Ia mengungkapkan, banyak orang Indonesia yang menjadi tenaga kerja di negara lain dengan status yang tidak membanggakan, seperti menjadi pembantu rumah tangga.

Dulu, mahasiswa Indonesia yang kuliah di Timur Tengah sangat membanggakan. Namun, setelah di sana banyak orang Indonesia yang menjadi pembantu rumah tangga, status mahasiswa Indonesia menjadi menurun. “Ini tugas mahasiswa pascasarjana untuk mengembalikan kehormatan bangsa,” ucapnya.

Untuk itu Hidayat berharap organisasi para mahasiswa pascasarjana jangan tanggung-tanggung melakukan sesuatu. Ia menegaskan, jangan sampai mereka menggunakan organisasi hanya untuk kangen-kangenan. “Harus dijadikan tempat yang penuh idealisme,” ujar dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler