REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan, kehidupan para petani semakin memprihatinkan. Ia menyebut di berbagai daerah ditemukan banyak petani yang tidak lagi memiliki tanah.
Ia mencontohkan di Garut, dari 100 lebih petani yang ada, namun yang punya lahan cuma empat orang. Bahkan di Kabupaten Sigi, Palu, ada 200 petani, namun lagi-lagi yang punya tanah sendiri hanya sebanyak 20 orang atau hanya 10 persen.
''Mereka kehilangan tanah karena dibeli para pengusaha dan pengembang,'' kata Zulkifli, saat menerima kunjungan Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Tani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/7).
Intinya, kata Zulkifli, rata-rata petani sudah tidak memiliki lahan. Kalau pun ada, petani yang memiliki lahan jumlahnya sedikit, salah satunya adalah petani padi. "Petani padi itu tidak bisa kaya, karena harga padinya diatur. Tetapi harga pupuknya tak diatur, sehingga petani tidak dapat membeli pupuk. Harga bibitnya juga tidak diatur,'' ujar Zulkifli.
Hal ini berbeda dengan Jepang. Menurutnya, di Jepang petaninya kaya raya, karena pemerintah Jepang memberi subsidi pada para petani. Karena itu Ketua MPR berharap DPP Pemuda Tani benar-benar memperjuangkan nasib dan kepentingan tani. ''Salah satu caranya adalah mendorong lebih banyak kebijakan yang lebih propetani,'' kata dia.
Ketua DPP Pemuda Tani dipimpin Ketua Farry Djemi Francais, datang untuk mengundang Ketua MPR menghadiri dan menyampaikan sosialisasi empat pilar di hadapan 28 pengurus daerah pemuda tani pada 27 Agustus yang akan datang.