REPUBLIKA.CO.ID, SANGATTA -- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin memberi motivasi kepada ratusan anggota Karang Taruna beserta tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat Sangatta, Kalimantan Timur. Ia menceritakan bagaimana perjuangannya hingga bisa menjadi Wakil Ketua MPR.

Menurutnya, salah satu pukulan berat yang dirasakan olehnya ketika kalah dalam Pilkada Bupati Kutai Timur pada 2006. Pada 2006, di tengah kegalauan, apalagi ditinggal oleh teman, ia meninggalkan Sangatta untuk mengadu nasib di Jakarta. Pelan tapi pasti, ia mulai berhasil meraih kesuksesan.

"Saya yakin teman boleh meninggalkan kita, tapi Allah tak pernah meninggalkan kita," kata Mahyudin, di Kota Sangatta, Kalimantan Timur, Jumat siang (18/11).

Setelah lulus dari Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Mahyudin menyatakan, mencoba melamar ke sebuah perusahaan tapi ditolak. Ia menilai, kegagalan itu adalah kesuksesan tertunda. Ternyata empat tahun kemudian, Mahyudin terpilih menjadi Wakil Bupati di Kutai Timur.

Mahyudin kemudian terpilih menjadi anggota DPR RI. Pada saat itu, lanjutnya, belum ada orang Kaltim yang duduk di lembaga negara, kecuali dirinya. Puncaknya, ketika ia terpilih menjadi Wakil Ketua MPR,

"Saya wakil ketua MPR termuda. Nah, kalau saya dengan keprihatinan bisa bangkit, kenapa Anda tidak bisa," ujarnya.

Hanya saja, Mahyudin menuturkan, sebagai satu-satunya putera daerah Kutai Timur yang bisa terpilih menjadi pimpinan lembaga negara, merasa bangga terhadap apa yang telah diraihnya. (Eko Supriyadi)