REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Wakil Ketua MPR Mahyudin melakukan roadshow di Kalimantan Timur untuk menyampaikan sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
Sejak Rabu (16/11), ia telah mengunjungi beberapa titik di antaranya Samarinda, Bontang, Kutai Timur, Sangatta dan terakhir di Balikpapan yaitu di SMAN 6 Balikpapan dan Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas (STT Migas) Balikpapan.
"Saya telah delapan kali menyampaikan pengantar sosialisasi Empat Pilar MPR," kata Mahyudin ketika berbicara di depan mahasiswa STT Migas Balikpapan, Senin (21/11).
Dalam sosialisasi di STT Migas, Mahyudin sempat menyinggung soal rencana demo besar-besaran pada 2 Desember mendatang di Jakarta. Mahyudin meminta warga Balikpapan untuk tidak ikut-ikutan dalam demo menyangkut isu dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Saya imbau Balikpapan tidak usah ikut-ikutan. Apalagi kalau berencana datang ke Jakarta. Kalau mau ke Jakarta, datanglah ke DPR atau MPR untuk melakukan studi banding. Belajar bagaimana cara membuat undang-undang. STT Migas bisa memberikan masukan untuk UU tentang Migas." ujar Mahyudin.
Berkaitan dengan kondisi saat ini, Mahyudin mengatakan Indonesia menghadapi tantangan internal. Diantaranya pandangan keagamaan yang sempit dan isu radikalisme. Dia mencontohkan kasus bom di Samarinda yang menimbulkan korban jiwa anak balita.
Mahyudin meminta masyarakat Balikpapan untuk tidak takut dengan teror. Ia mengimbau agar masyarakat menjaga suasana kondusif di Balikpapan dan kepolisian jangan sampai kecolongan.
Menurutnya, para pelaku teror adalah pemain-pemain lama. Para pelaku pernah dipenjara dan mengikuti program deradikalisasi di lapas. Polisi sebenarnya masih memonitor para pelaku. Tapi begitu polisi lengah, mereka beraksi.