Saturday, 21 Jumadil Awwal 1446 / 23 November 2024

Saturday, 21 Jumadil Awwal 1446 / 23 November 2024

Ketua MPR: Kita Ini Bukan Negara 'Pokoknya'

Jumat 25 Nov 2016 10:20 WIB

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih

Ketua MPR Zulkifli Hasan memberi kuliah umum dengan tema Perekonomian Indonesia dalam Bingkai Empat Pilar Kebangsaan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, Jumat (25/11). ?

Ketua MPR Zulkifli Hasan memberi kuliah umum dengan tema Perekonomian Indonesia dalam Bingkai Empat Pilar Kebangsaan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, Jumat (25/11). ?

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Permusyawarakatan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengajak masyarakat untuk berhenti membalas aksi dengan reaksi. Semua pihak harus kembali pada nilai-nilai luhur bangsa yakni berdialog dan bermusyawarah.

Zulkifli melihat kondisi masyarakat sekarang ini terpecah terkait kasus yang terjadi di Jakarta. Masyarakat tidak berhenti melakukan aksi dan reaksi untuk mempertahankan pendapatnya.

"Aksi dibalas reaksi. Satu bilang makar, satu bilang lain lagi," kata dia usai menjadi Keynote Speaker pada Sidang Pleno ke-11 Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia AFEBI dengan tema Menuju Sekolah Ekonomi dan Bisnis Berkelas Dunia: Penguatan Tata Kelola Penjaminan Mutu di Solo, Jawa Tengah, Jumat (25/11).

Kondisi tersebut dapat memunculkan deadlock atau kebuntuan, bahkan benturan atau clash antarmasyarakat. ‎Karena itu, Zulkifli mengajak semua pihak untuk berhenti memaksakan kehendak.

"Jangan 'pokoknya saya begini', 'pokoknya saya begitu'. Kita ini bukan negara pokoknya," ujar dia.

‎Kasus yang memecah masyarakat menurut Zulkifli terkait pernyataan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Kepulauan Seribu. Basuki menyatakan masyarakat dibohongi pakai Alquran Surat Al-Maidah ayat 51 agar tidak memilih dia pada Pilkada Serentak 2017.

Ulama di Indonesia memberi tafsir atas ayat tersebut agar hanya memilih pemimpin Muslim. Umat Islam pun menganggap Ahok sudah menodai agama dengan menyatakan Alquran telah digunakan untuk berbohong. Termasuk menghina ulama yang memberi tafsir kewajiban Muslim memilih pemimpin Muslim.

Proses hukum dan tuntutan masyarakat ini mengundang perdebatan di publik antara kelompok Islam dan pendukung Ahok. Kelompok Islam sudah melakukan aksi dua kali pada 14 Oktober dan ‎4 November serta berencana menggelar unjuk rasa ketiga pada 2 Desember 2016.

Ketika menjadi keynote speaker, Zulkifli juga sempat mengungkapkan keyakinannya ‎aksi ketiga bakal berlangsung aman. Masyarakat memang memiliki energi sosial yang luar biasa. "Tapi, gejolak yang tinggi di masyarakat selalu berujung dengan damai," kata dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler