REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah membuktikan umat Islam memiliki peran yang besar dalam menjaga persatuan dan memelihara kebinekaan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan jika ada yang berpandangan umat Islam antikebhinekaan, apalagi anti-NKRI, maka mereka yang berpandangan demikian perlu belajar sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Hidayat menegaskan hal itu saat menjawab pertanyaan peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad (11/12). Peserta menanyakan adanya upaya menyudutkan umat Islam yang ikut dalam Aksi 212 sebagai antikebhinekaan dan anti-NKRI. Sementara mereka yang mendukung kebhinekaan dan NKRI adalah yang ikut dalam aksi tandingan yang digelar setelah Aksi 411 maupun Aksi 212.
Hidayat berharap, pandanga keliru tersebut tidak terus dikembangkan karena pandangan tersebut sama sekali tidak memiliki dasar pijakan. Apa yang dilakukan jutaan umat Islam pada Aksi Damai 411 maupun Aksi Super Damai 212 adalah dalam upaya menuntut keadilan, menuntut perlakuan yang sama di hadapan hukum bagi siapa pun yang melanggar.
Dalam pandangan Hidayat, umat Islam yang ikut dalam aksi justru tengah mengingatkan agar sila kelima dari Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilaksanakan dengan sungguh-sungguh tanpa pandang bulu. “Jangan dibalik-balik, mereka yang mengingatkan untuk berbuat adil dituduh antikebinekaan, anti-NKRI, sementara yang melanggar hukum malah dianggap pembela kebinekaan,” kata dia.
Menurut Hidayat, pihak yang melakukan penistaan terhadap agamalah yang seharusnya dianggap antikebinekaan. Karena apa yang dilakukannya tidak menghargai kebinekaan itu sendiri. “Menista agama atau keyakinan pihak lain itu tidak menghargai kebinekaan dan persatuan. Karena hal itu melukai perasaan pihak lain sebagai sesama komponen bangsa,” kata Hidayat.
Dalam kesempatan tersebut Hidayat mengajak para peserta sosialisasi untuk mempelajari dan piliar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara agar memahami pentingnya toleransi dan kebinekaan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.