REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Sosialisasi dan edukasi empat pilar kebangsaan menjadi kewajiban MPR RI. Karena itu, menurut Wakil Ketua MPR Muhammad Hidayat Nur Wahid sosialisasi tentang kebangsaan merupakan hal yang penting diberitakan, terlebih dengan mencuatnya iklim politik nasional dengan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjajaja Purnama (Ahok).
"(Sosialisasi empat pilar) perlu dilakukan karena banyak kesalahpahaman terjadi saat ini," ucap Hidayat dalam sosialisasi dan edukasi empat pilar kebangsaan MPR bertajuk "Menangkal Gerakan Radikal serta Peran Mahasiswa dalam Menjaga Keutuhan NKRI dan Pancasila" di Aula Siti Zaunun Muhammad Zainul Majdi, Universitas Hamzanwadi Nahdlatul Wathan (NW), Selong, Lombok Timur, Kamis (23/2).
Mantan presiden PKS ini mengatakan MPR satu-satunya lembaga negara yang diberikan kewajiban sosialisasi ini. "Antara lain sosialisasi pancasila, undang-undang, dan tentang NKRI," ujar dia.
Hidayat menuturkan sosialisasi yang digelar di ruang kampus ini merupakan salah satu cara yang efektif dalam memberikan pemahaman kepada para mahasiswa dalam memahami empat pilar kebangsaan. Ia menjelaskan sosialisasi yang digelar MPR tak melulu melalui diskusi seperti di ruang pendidikan. Namun juga bisa lewat cara lain seperti kebudayaan.
"Nanti saya ke Yogyakarta akan sosialisasi melalui budaya wayang, mungkin kalau di Lombok ada (budaya wayang) bisa diusulkan dan kita pertimbangkan," ucap dia.
Sosialisasi empat pilar kebangsaan ini diselenggarakan atas kerja sama MPR RI dengan Himpunan Mahasiswa (Himmah) Nahdlatul Wathan (NW). Hadir juga Anggota Komisi I DPR dari daerah pemilihan Bima, NTB, Muhammad Syafrudin dan Pembantu Rektor I Universitas Hamzanwadi Nahdlatul Wathan Khirjan Nahdi.