Wednesday, 23 Jumadil Akhir 1446 / 25 December 2024

Wednesday, 23 Jumadil Akhir 1446 / 25 December 2024

Perjuangan Hasyim Asy'ari Bukti Islam dan Kebangsaan Bisa Sejalan

Ahad 07 May 2017 06:40 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indira Rezkisari

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.

Foto: mpr

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menyebut Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'Ari sebagai tokoh yang menjadi bukti bahwa Islam dan kebangsaan bisa seiring sejalan

"Sebagai tokoh Islam peran beliau sangat besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan mempersatukan seluruh elemen bangsa. Hasyim Asy'ari adalah teladan Islam dan kebinekaan bisa seiring sejalan," katanya.

Hal tersebut diungkapkan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat menyampaikan Pidato Kunci dalam Seminar Pemikiran Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari di Gedung Nusantara V MPR Jakarta, Sabtu (6/5). Menurut Zulkifli Hasan, KH Hasyim Asy'ari memiliki pandangan tegas dan jelas bahwa Islam dan nasionalisme sesungguhnya tidak bertentangan.

"Pemikiran Hasyim Asy'ari masih relevan sampai saat ini yaitu nasionalisme dan agama adalah dua kutub yang tidak berseberangan.  Nasionalisme adalah bagian dari ketaatan beragama," imbuhnya.

Lebih jauh Zulkifli Hasan mengatakan, dengan memahami prinsip dan pandangan-pandangan KH. Hasyim Asy'Ari, bangsa ini  akan semakin memahami bahwa beliau adalah ulama yang memiiki persepsi teologis dan filosofis yang kuat.

"Prinsip dalam Pancasila sesungguhnya adalah ajaran-ajaran dalam Islam yakni berketuhanan dalam tauhid, berkeadilan,  kemanusiaan, persatuan, musyawarah untuk mufakat dan toleransi. Lengkap dan detail," ungkapnya.

"Saya tegaskan sekali lagi, Seorang Muslim adalah sekaligus seorang Pancasilais dan teguh berkomitmen pada kebinekaan. Jangan dipisah-pisah lagi," tutup Zulkifli Hasan

Hadir mendampingi Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, pengasuh Pesantren Tebuireng dan Rektor UNHASY Tebuireng KH. Salahuddin Wahid, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, tokoh Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin dan tokoh NU Prof Tolchah Hassan.

 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler