REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW -- Sebanyak 12 anggota Badan Sosialisasi MPR RI dipimpin Hardisoesilo dalam lawatannya ke Rusia melakukan sosialisasi empat pilar, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika di hadapan ratusan warga negara Indonesia di St Petersburg dan Moskow.
Pensosbud KBRI Moskow dalam keterangan resminya pada Jumat (14/7), menyebutkan, sosialisasi di St Petersburg dihadiri sekitar 50 mahasiswa. Sedangkan di Moskow dihadiri sekitar 80 peserta yang terdiri atas Keluarga Besar KBRI Moskow, mahasiswa, dan masyarakat Indonesia di Moskow serta warga Rusia friends of Indonesia.
Menurut Hardisoesilo yang juga anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golongan Karya, sosialisasi empat pilar ini sangat penting karena saat ini masih banyak generasi muda dan kelompok masyarakat yang belum memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan tiga pilar konstitusi lainnya.
Sosialisasi juga dilandasi masukan dan harapan dari masyarakat yang memandang perlunya kegiatan ini lebih diintensifkan agar dapat menjangkau masyarakat Indonesia seluas-luasnya dan lebih memahami empat pilar.
Wakil Kepala Perwakilan RI Moskow Lasro Simbolon dalam kapasitas sebagai Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) menyambut sosialisasi dan menjelaskan dinamika kerja sama bilateral Indonesia dan Rusia. Para mahasiswa antusias mengikuti sosialisasi dan sesi tanya-jawab berlangsung interaktif.
'Saat ini kerja sama Indonesia dengan Rusia memasuki era baru dengan peningkatan signifikan kolaborasi bidang ekonomi, perdagangan, investasi, teknologi pertahanan, pariwisata, pendidikan dan "people to people contact", ujar Lasro Simbolon.
Selama di Rusia, delegasi MPR juga mengadakan pertemuan dengan pejabat Dewan Mufti Federasi Rusia Mr Ildar Galeev dan meninjau Masjid Agung Moskow (Grand Cathedral Mosque). Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, kedua pihak antara lain membahas kehidupan harmonis sekitar 20 juta umat muslim di Rusia dan toleransi antarumat beragama di Indonesia yang memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, mereka saling bertukar pandangan mengenai peningkatan hubungan dan kerja sama kedua negara dalam bidang keislaman. Delegasi juga menyinggung kunjungan Presiden Soekarno ke masjid tersebut pada 1956 dan memfungsikan kembali masjid biru (blue mosque) di St Petersburg yang juga dikenal sebagai Masjid Soekarno.