REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI Mahyudin mengatakan Indonesia sedang menghadapi ancaman dari dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri, Indonesia menghadapi tantangan arus globalisasi yang berjalan secara terus menerus dan tak bisa dibendung. Nilai-nilai dari luar, yang tidak semuanya sesuai dengan nilai-nilai keindonesiaan, menerobos dan bersentuhan dengan masyarakat tanpa bisa difilterisasi.
"Dari dalam negeri, muncul pendangkalan pemahaman nilai-nilai agama, sehingga melahirkan radikalisme," ujar Politikus Partai Golkar, saat saat membuka kegiatan sosialisasi empat pilar MPR di hadapan masyarakat Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (7/12).
Kemudian, pada saat yang sama terjadi kesenjangan ekonomi dan pengangguran. Kondisi itu mengakibatkan. kecemburuan, sehingga masyarakat mudah dihasut untuk melakukan tindakan anarkisme. Kata Mahyudin, Indonesia juga menghadapi meningkatnya isu kedaerahan, serta ancaman perpecahan.
Selanjutnya juga lahirnya kelompok-kelompok bersenjata yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Padahal, Indonesia terdiri dari banyak suku, bangsa, bahasa, agama dan keyakinannya. Karena itu, menurutnya, MPR RI berkepentingan untuk melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR RI, secara terus menerus.
"Ini penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan yang tengah terancam, akibat adanya banyak persoalan dalam kehidupan sehari-hari," kata Mahyudin.
Maka dengan demikian, Mahyudin mengajak seluruh anggota masyarakat Sukoharjo, untuk mempraktikkan empat pilar dalam kehidupan sehari-hari. Mahyudin juga mengajak para tokoh masyarakat dan para pemimpin daerah, agar menjadi suri tauladan. Salah satunya dengan tidak melakukan korupsi.