Tuesday, 24 Jumadil Awwal 1446 / 26 November 2024

Tuesday, 24 Jumadil Awwal 1446 / 26 November 2024

HNW: Ruang Politik Perempuan Terbuka Luas

Senin 05 Feb 2018 15:09 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid (HNW).

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid (HNW).

Foto: MPR RI
HNW menerima Dewan Pengurus Pusat Kaukus Perempuan Politik Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waki Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menerima delegasi Dewan Pengurus Pusat Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), Senin (5/2). KPPI dipimpin Ketua Umum Dwi Septiawati dan dua pendamping anggota MPR Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli dan anggota Lembaga Pengkajian MPR RI Ulla Nurrachwati.

Kepada HNW, Dwi Septiawati mengungkapkan sebagai wadah lintas parpol, KPPI memiliki titik kesamaan platform yang dibagi dalam empat isu penting. Yakni pertama terkait edukasi politik perempuan, bagaimana pemahaman politik yang benar dan cara berkontribusi dalam politik.

Platform kedua, lanjut Dwi terkait dengan representasi perempuan dalam bidang politik, yang ketiga terkait proses advokasi soal kebijakan ditataran UU, Perda sampai kepada masyarakat dan yang keempat adalah membangun sinergitas. "Berangkat dari empat platform itulah KPPI menyatukan langkah kami di 26 DPD seluruh Indonesia untuk berupaya berperan bagi bangsa dan negara," kata Dwi.

Merespons hal tersebut, HNW sangat mengapresiasi KPPI berupaya untuk berkiprah dalam pembangunan bangsa dalam bidang politik. "Kita memang satu pemikiran bahwa sudah sangat seharusnya bila dalam rangka untuk memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara melaui jalur berpolitik, sangat pemnting untuk mengarusutamakan atau memberi ruang yang lebi besar dan luas bagi kiprah kaum perempuan Indonesia," kata dia.

HNW mengatakan bahwa satu hal yang penting digarisbawahi adalah ketika elemen bangsa seluruhnya ingin menggunakan pendekatan demokrasi. Maka, jelas dia, demokrasi itu pada ujung akhirnya adalah untuk kedaulatan rakyat. Karena itu edukasi seputar demokrasi sangat penting untuk rakyat.

Sebab rakyatlah yang menentukan kepemimpinan bangsa. Rakyat sudah tidak lagi melihat dalam memilih itu karena faktor gender pria atau wanita. "Saya percaya rakyat dalam memilih itu melihat faktor visi, misi dan bukan gizi. Lalu faktor kapabilitas, bukan hanya elektabilitas, popularitas apalagi isi tas, itu yang harus dijaga dengan terus menerus diedukasi," kata dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler