REPUBLIKA.CO.ID, SUKADANA -- Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengunjungi desa Sedahan Jaya, desa yang penduduknya berasal dari Bali. Hal ini ia lakukan usai menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat, Rabu (14/3). Kedatangan Oesman Sapta disambut dengan tarian Bali.
"Saya tahu ada desa Bali di Sukadana. Makanya saya ajak Gede Pasek Suardika yang orang Bali," kata Oso, sapaan akrab Oesman Sapta, di depan warga Bali Desa Sedahan Jaya.
Menurut Oso, orang Bali datang ke Sukadana tahun 1960-an, tepatnya ketika Gunung Agung di Bali meletus tahun 1963. Para pendatang dari Bali ini bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan setempat."Sama persis seperti kalau ke Bali kita menyesuaikan dengan adat istiadat setempat. Begitu juga dengan orang Bali melakukan penyesuaian di Sukadana, tepatnya di Desa Sedahan Jaya," kata Oso.
Oso bangga dengan toleransi yang ditunjukkan warga Bali di Sukadana. "Saya dengar dari kepala desa. Warga Bali di desa ini memiliki toleransi yang luar biasa. Mereka tidak pernah menimbulkan keributan," kata Oso.
Toleransi juga ditunjukkan masyarakat Sukadana. Tidak ada persoalan agama. Baik agama Hindhu maupun Islam yang mayoritas bisa hidup berdampingan dan rukun di Sukadana."Mereka bisa menyatu padu dan hidup damai serta mengerjakan sesuatu secara bersama-sama," ujar Oso.
Oso menegaskan siapa saja yang mengganggu kerukunan di Sukadana akan berhadapan dengannya. "Awas, siapa saja yang mengganggu mereka (warga Bali) akan berhadapan dengan saya. Tidak boleh ada SARA di desa ini," kata Oso.
Di Desa Sedahan Jaya tercatat sebanyak 126 kepala keluarga dengan jumlah 476 jiwa. Mereka adalah generasi kedua. Sementara itu Gede Pasek melihat warga Bali di Desa Sedahan Jaya ini sudah betah tinggal di Sukadana.
"Saya melihat mereka menikmati hidup di sini," ujarnya.
"Tadi saya tanya apakah pernah pulang ke Bali atau tidak. Mereka pernah pulang tapi tetap ingin balik ke Sukadana. Ini menandakan mereka betah di sini," sambungnya.
Anggota MPR dari Bali ini berharap warga Bali bisa terus berkembang bersama masyarakat setempat. "Bisa menjaga kerekatan persaudaraan, kekeluargaan, dan kebersamaan dengan maayarakat setempat," ujarnya.