Monday, 21 Jumadil Akhir 1446 / 23 December 2024

Monday, 21 Jumadil Akhir 1446 / 23 December 2024

Ketua MPR Serukan Solidaritas untuk Palestina di Moskow

Selasa 05 Jun 2018 03:06 WIB

Red: Friska Yolanda

Ketua MPR Zulkifli Hasan memimpin delegasi Indonesia menghadiri Forum Parlemen Dunia Untuk Pembangunan di Moskow, Senin (4/6).

Ketua MPR Zulkifli Hasan memimpin delegasi Indonesia menghadiri Forum Parlemen Dunia Untuk Pembangunan di Moskow, Senin (4/6).

Foto: Humas MPR RI
Bangsa Indonesia berdiri bersama bangsa Palestina mengecam penjajahan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Ketua MPR Zulkifli Hasan memimpin delegasi Indonesia menghadiri Forum Parlemen Dunia Untuk Pembangunan (International Forum for Developmentalism Parliamentalism) di Moskow, Rusia, Senin (4/6). 

Dalam Pidatonya, Zulkifli Hasan menyerukan parlemen dunia bersatu mendukung solidaritas kemanusiaan untuk Palestina.

Forum dunia ini dihadiri pimpinan parlemen dari seluruh dunia di antaranya Rusia, Cina, Australia. Selain itu, ada pula pimpinan parlemen dari negara Amerika Latin, India, Afrika Selatan, Kenya dan negara lainnya.

"Bangsa Indonesia mengajak negara-negara di dunia untuk bersatu menyuarakan solidaritas kemanusiaan untuk Palestina. Ini adalah 'wake up call' agar tak ada lagi penjajahan di atas dunia," tegas pria asal Lampung ini.

Seperti diketahui, Israel kembali menjadi sorotan setelah menembak perempuan petugas medis wanita Razan Al-Najjar yang memicu kemarahan umat Islam dunia. Masyarakat mengecam tindakan tentara Israel tersebut.

Zulkifli mengatakan, konstitusi Indonesia dengan tegas menyatakan tidak ada lagi tempat untuk penjajahan di atas dunia. "Bangsa Indonesia berdiri bersama bangsa Palestina mengecam penjajahan Israel. Dunia tak boleh lagi memberi ruang dan kesempatan untuk penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain," ujar

 Zulkifli.

Zulkifli menegaskan, pembelaan Indonesia pada kemanusiaan di isu-isu internasional melampaui batas perbedaan politik, agama maupun pemihakan blok politik regional manapun. 

"Atas nama kemanusiaan itulah, Indonesia percaya perlu adanya tata dunia baru yang lebih adil untuk seluruh bangsa. Dunia yang bebas diskriminasi, kesenjangan dan penindasan," ujarnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler