REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Rabu (3/10) lalu pemimpin parlemen mengunjungi untuk melihat secara langsung dan memberi bantuan korban gempa dan tsunami Palu-Donggala-Sigi. Diakhir kunjungan para pimpinan parlemen itu sepakat bahwa kegiatan yang dilakukan tak ada muatan politis.
Menurut Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Oesman Sapta, kunjungan dirinya bersama dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo untuk berbagi rasa. "Untuk memberi semangat pada masyarakat di sini," ujarnya seperti dalam siaran pers, Kamis (4/10).
Tak hanya itu yang dilakukan. Menurut pria asal Kalimantan Barat itu, pimpinan parlemen juga memberi bantuan kepada korban bencana alam sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Bantuan yang diberikan disebut seperti tenda, selimut, susu, popok, makanan, minuman, dan juga uang tunai.
"Bantuan itu langsung diserahkan pada yang berhak," sebut Oesman Sapta.
Dengan demikian dirinya menegaskan kembali bahwa apa yang dilakukan itu tak ada nuansa politiknya. Justru yang mereka bawa, ungkap Oesman, adalah nilai-nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang dimaksud adalah persaudaraan dan kekeluargaan sehingga pimpinan parlemen merasa ternyuh saat melihat korban bencana.
"Kita merasakan pedih dan ngilu," tuturnya. Diharapkan bila ada korban yang masih bisa ditolong harus ditolong. Bila ada korban yang meninggal, kalau jasadnya bisa digali, harus digali.
Diakui memang ada lokasi-lokasi gempa yang susah bahkan tidak bisa dijangkau karena misalnya, jalan ambles. "Realitas di lapangan kadang begitu", paparnya. Meski demikian dirinya memuji Basarnas telah bekerja maksimal.
Apa yang dikatakan oleh Oesman Sapta dibenarkan oleh Bambang Soesatyo. Menurutnya, pimpinan parlemen ke Palu untuk melihat secara langsung apa yang terjadi di lapangan. Juga memastikan bantuan benar-benar tersalurkan dengan baik dan benar kepada yang berhak. Lebih lanjut Bambang mengatakan mereka ke Palu juga untuk melihat secara langsung lokasi-lokasi gempa.
Setelah melihat apa yang terjadi, dirinya mendorong kepada pemerintah agar meningkatkan skala penanggulangan gempa. "Skalanya perlu ditingkatkan", tegasnya. Dalam soal bantuan dari luar negeri, Bambang tak menolaknya asal sesuai kebutuhan, misalnya obat-obatan dan alat transportasi.
Mantan Ketua Komisi III DPR itu tak hanya menyinggung pemerintah dalam soal bencana. Diharapkan masyarakat tetap semangat saat dibantu TNI dan Polri. "DPR pun mengiyakan berapapun bantuan yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk bencana," ungkapnya.
Diingatkan, pemerintah jangan hanya fokus pada penanggulangan bencana. Dirinya ingin pencegahan juga dilakukan. Ia mendengar banyak alat pendeteksi tsunami hilang, rusak, dan tak berfungsi. "Ini perlu dievaluasi," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan mengajak kepada semua untuk bersatu membantu korban gempa dan tsunami. "Perlu rasa saling mengasihi", tuturnya.
Dirinya mendukung pemerintah, TNI, Polri, Basarnas, BNPB, dan pihak lain yang terlibat penanggulangan bencana. Dalam masa berduka ini diharapkan kita jangan saling menyalahkan.
"Kita harus bersatu padu untuk meringankan beban saudara kita. Yang bisa membantu tenaga silahkan, yang bisa bantu doa silahkan, yang bantu dana juga silahkan, paling penting adalah saling mendukung," papar pria asal Lampung itu.
Kehadiran pimpinan parlemen diharap oleh Zulkifli Hasan mampu meringankan beban korban gempa dan tsunami. Diakui dalam masa penanggulangan masih ada kekurangan di sana sini meski demikian Zulkifli Hasan memaklumi.
"Jangan saling mengkritik," ungkapnya. Penanggulangan yang terjadi masih dalam masa darurat. Setelah itu menurutnya baru proses rehabilitasi.
Zulkifli Hasan yakin masalah korban gempa dan tsunami bisa teratasi sebab Presiden sudah dua kali ke lokasi bencana. "Kita apresiasi beliau datang ke Palu sudah dua kali," ujarnya.