Monday, 23 Jumadil Awwal 1446 / 25 November 2024

Monday, 23 Jumadil Awwal 1446 / 25 November 2024

HNW: Indonesia Terbuka untuk Lulusan Timur Tengah

Kamis 15 Nov 2018 22:40 WIB

Red: Gita Amanda

 Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menerima Dewan Pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Timur Tengah dan Afrika (Timtengka).

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menerima Dewan Pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Timur Tengah dan Afrika (Timtengka).

Foto: MPR
Indonesia tidak menutup peluang lulusan dari Timur Tengah untuk berkontribusi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menerima Dewan Pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Timur Tengah dan Afrika (Timtengka) di Ruang Kerja, Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Jakarta, Kamis (15/11). Dalam pertemuan itu Hidayat mengatakan bahwa Indonesia saat ini sangat terbuka bagi lulusan dari Timur Tengah dan pesantren.

Hidayat mengatakan Indonesia tidak menutup peluang lulusan dari Timur Tengah untuk berkarya dan berkontribusi bagi bangsa dan negara. Semua warga negara Indonesia memiliki peluang yang sama. Apalagi saat ini, peluang bagi lulusan Timur Tengah dan ilmu agama, sangat terbuka. Contohnya, KH Ma’ruf Amin maju sebagai calon wakil presiden. Begitu juga di Jawa Tengah dan Jawa Timur, banyak calon gubernur dan calon wakil gubernur dari golongan kiai.

“Ini menandakan Indonesia sangat terbuka bagi lulusan dari Timur Tengah dan pesantren,” ujarnya seperti dalam siaran pers.

Menurut Hidayat, setiap warga negara Indoensia memiliki peluang untuk memberikan kontribusi dan sumbangsih terbaik bagi bangsa. “Sudah banyak lulusan dari Timur Tengah yang kembali ke Indonesia dan menjadi pahlawan nasional,” ucapnya.

Kontribusi dan sumbangsih yang diberikan lulusan Timur Tengah itu bisa dilakukan dengan menjadi da’i, guru, pimpinan lembaga, pimpinan pesantren, birokrat, anggota dewan, menteri, pimpinan MPR dan bahkan presiden. “Saya bisa menjadi Ketua MPR (periode 2004 – 2009) dan Wakil Ketua MPR (periode 2014 – 2019). KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bisa jadi presiden. Kami berdua adalah lulusan pesantren dan Timur Tengah,” katanya.

Untuk itu Hidayat berpesan kepada pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam PPI Timtengka untuk fokus dalam belajar agar ketika kembali ke Indonesia menjadi ulama yang memahami Islam dengan pemahaman yang benar. Sebab, Indonesia sekarang ini kekurangan ulama dengan kapasitas keilmuan yang tinggi dan pemahaman yang benar.

“Jadilah Anda pakar dan rujukan ilmu setelah menyelesaikan pendidikan di Timur Tengah nanti. Seperti Ustadz Abdul Somad. Keilmuannya tidak tiba-tiba, tetapi sudah dimulai dan dipersiapkan saat kuliah di Mesir dan Maroko,” tuturnya.

Dewan Pengurus PPI yang hadir di antaranya Muhammad Ruhiyat Haririe (PPI Sudan), Ikhwan Hakim Rangkuti (Kordinator PPI Timtengka 2017 – 2018), Tohirin (PPI Yaman), Rifqi Taqiuddin Syarif (PPI Sudan), dan Ali Zulfikar.

Sebelumnya, dalam pertemuan itu Koordinator PPI Timtengka 2018 – 2019 dan PPI Sudan, Muhamamd Ruhiyat Haririe mengucapktan terima kasih atas perhatian Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid terhadap mahasiswa Indonesia di Timur Tengah. “Bapak Hidayat Nur Wahid menjadi teladan dan rujukan bagi mahasiswa Indonesia di Timur Tengah karena kontribusinya pada umat, rakyat dan negara Indonesia,” ujarnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler