REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar seminar kebangsaan bertajuk 'Tantangan Demokrasi Pancasila di Era Millenial'. Seminar yang menghadirkan Sekretaris Jenderal MPR Dr Ma'ruf Cahyono ini digelar di aula AK Anshori Gedung Rektorat, Sabtu (24/11).
Rektor UMP Syamsuhadi Irsyad dalam pembukaan semnar, menyebutkan generasi muda saat ini yang kkerap disebut sebagai generasi milenial cenderung memiliki karakter unik yang berbeda dengan generasi sebelumnya.
Pemahaman mengenai nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial, tidak bisa dilakukan seperti di masa lalu. Namun harus dengan pendekatan yang interaktif fan menarik. ''Nilai-nilai yang disampaikan tetap sama, namun cara penyampaiannya harus lebih adaptif,'' katanya.
Dia mengingatkan, generasi milenial juga merupakan generasi yang akan melahirkan pemimpin-pemimpin di masa depan. Untuk itu, pemahaman mengenai nilai-nilai Pancasila tetap harus diberikan karena menyangkut ideologi negara.
Untuk itu Rektor menilai, kampus menjadi salah satu tempat yang tepat dalam upaya menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda. ''Salah satunya dengan metode pertemuan ilmiah seperti ini, maka pemahaman mengenai nila-nilai Pancasila bisa diberikan bagi para mahasiswa,'' katanya.
Dalam kesempatan itu, Rektor juga berharap kerjasama antara MPR dengan UMP bisa ditingkatkan melalui kerjasama yang lebih erat. ''Kerjasama ini bisa diprogramkan secara kegiatan yang rutin dilakukan. Seperti halnya kerjasama UMP dan KPK, kami juga sudah berkomitmen untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan ilmiah menghadirkan pembicara dari KPK secara terprogram,'' katanya.
Sesjen MPR Maruf Cahyono.
Sementara Sekretaris Jendral MPR Ma’ruf Cahyono, dalam kesempatan itu mengapresiasi UMP yang telah menggelar seminar mengenai nilai-nilai Pancasila. ''Generasi milenial memang harus menjadi suatu kelompok sasaran utama dan prioritas untuk mendapatkan pemahaman mengenai nilai-nilai Pancasila,'' katanya.
Selain menghadirkan Sekjen MPR Ma’ruf Cahyono sebagai pembicara kunci, seminar juga menghadirkan dua pembicara lain sebagai narasumber. Keduanya terdiri dari Dr Anjar Nugroho yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik UMP, dan guru besar PKn UMP Prof Dr Tukiran Tanuredja.
Dalam kesempatan itu Anjar menyebutkan, generasi milenilai memiliki ciri-ciri yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Antara lain, generasi milenial lebih percaya user generated content (UGC) daripada informasi searah, lebih memilih ponsel ketimbang TV, wajib memiliki media sosial, kurang suka membaca secara konvensional, tidak loyal tetapi bekerja efektif, dan banyak melakukan transaksi secara non tunai.
Sementara dalam sikap politiknya, Anjar menyebutkan, generasi millenial cenderung memiliki sifat apatis, loyalitas tidak buta, sangat terbuka dengan tawaran-tawaran rasional, menyalurkan aspirasi politik secara non-konvensional, memiliki sikap yang berubah-ubah, dan tidak percaya dengan iklan politik tapi lebih percaya testimoni orang lain.
''Dengan ciri seperti ini generasi milenial memiliki kontribusi positif dalam kehidupan berdemokrasi. Antara lain, mereka pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab, menjadi kelompok penekan yang efektif, dan juga kelompok independen penentu,'' kata dia.