REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam berbagai forum diskusi sampai obrolan warung kopi, soal implementasi Pancasila selalu menjadi bahan yang menarik untuk dibahas. Namun, kontradiksi antara teori dan implementasinya di lapangan juga menjadi hal yang menarik juga diperbincangkan.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Hidayat Nur Wahid (HNW), mengungkap satu pandangan. Menurut pandangannya, soal implementasi Pancasila, rakyat saat ini harus meneladani para pendiri bangsa Indonesia dahulu, terutama soal toleransi, saling menghormati perbedaan yang ada, saling memahami demi tujuan utama yakni Indonesia merdeka, bermartabat dan memiliki visi luar biasa di masa depan.
Para kader Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (Unida) Gontor dalam acara Temu Tokoh dengan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
“Sejarah telah menoreh dengan tinta emas bagaimana para pendiri bangsa kita bersama-sama merumuskan berbagai hal sangat penting negara Indonesia seperti sejarah penghapusan beberapa kata di Piagam Jakarta, sejarah perumusan teks Pancasila, sejarah penentuan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan lainnya sampai mosi integral,” ujarnya, di hadapan para kader Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (Unida) Gontor dalam acara Temu Tokoh dengan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, di Ruang GBHN, Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (27/12), seperti dalam siaran persnya.
Rakyat Indonesia saat ini, lanjut HNW, harus membaca dan mempelajari sejarah-sejarah tersebut sehingga bisa memahami betapa visionernya pemikiran para pendiri bangsa Indonesia dengan menyampingkan ego pribadi semuanya. Fokus tertuju pada kepentingan bersama sehingga berbagai perbedaan tidak lagi menjadi satu masalah.