REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyampaikan duka cita kepada keluarga dari 10 siswa SMPN 1 Turi yang dilaporkan meninggal karena hanyut di Sungai Sempor, Turi, Sleman, Jawa Tengah. Menurut dia, seharusnya kegiatan yang melibatkan anak-anak dilakukan penuh dengan kehati-hatian.
"Memang semua kegiatan seharusnya dilandasi dengan sifat kehati-hatian, kegiatan Pramuka tentu kegiatan bermanfaat dalam pembinaan karakter, pembentukan kepemimpinan anak-anak kita, tapi diselenggarakan secara hari-hati dari berbagai risiko seperti misalnya terseret air sungai," ujar Bamsoet di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Ahad (23/2).
Ia mengaku belum mengetahui secara lengkap kabar tragedi susur sungai tersebut. Akan tetapi, ketika mengadakan kegiatan Pramuka atau kegiatan dalam rangka pembentukan kepemimpinan dan karakter anak-anak harus dikoordinasikan berbagai pihak untuk menjamin keamanan mereka.
Bamsoet menyerahkan peristiwa yang menyebabkan korban meninggal ini ke aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas. "Justru itu harus semua dikoordinasikan dan harus dilihat, serahkan semua nanti ke penegak hukum untuk melakukan penyelidikan," lanjut dia.
Saat ini, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menetapkan satu tersangka dalam insiden susur Sungai Sempor yang menimpa siswa-siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman, DIY. Tersangka tersebut sudah dalam tahanan di Polres Sleman sejak Sabtu (22/2).
"Ya tersangka sudah ditahan di Polres Sleman sejak tadi malam (Sabtu malam)," kata Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yulianto di RS Bhayangkara Polda DIY, Ahad (23/2).
Menurut dia, tersangka yang juga merupakan guru olahraga di SMPN 1 Turi tersebut merupakan penanggung jawab kegiatan. Tersangka menentukan lokasi susur Sungai Sempor.
"Dari pemeriksaan kepada pengelola Desa Wisata Lembah Sempor, kegiatan susur sungai tersebut tidak ada izin ke pengelola. Lokasi tersebut merupakan desa wisata," katanya.