REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR, Zulkifli Hasan, menerima Presidium GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) di Ruang Kerja, Gedung Nusantara III Lantai 9, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/11). Dalam pertemuan itu dibahas masalah kebangsaan.
Ketua Presidium GMNI, Chrisman D. Kepada Zulkifli Hasan, mengatakan rapat koordinasi nasional (Rakornas) GMNI sudah berlangsung pada 9-11 Nopember 2016. Rakornas GMNI membahas isu-isu kebangsaan seperti soal kebhinnekaan.
Menurut Chrisman, para mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dan objektif di tengah berbagai kepentingan. Para mahasiswa harus menempatkan kepentingan negara agar tetap kondusif. "Hasil Rakornas merupakan pengejawantahan agar Indonesia ke depan semakin lebih baik," katanya.
Dalam pertemuan itu, Zulkifli Hasan menjelaskan isu kebangsaan khususnya Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Ketua MPR, reformasi menghasilkan banyak kemajuan. Namun, di sisi lain, terjadi penurunan wawasan kebangsaan. Dia mencontohkan hilangnya mata pelajaran seperti PMP (Pendidikan Moral Pancasila) dalam kurikulum pendidikan, penataran P4, dan BP7.
Dalam soal kebhinnekaan, menurut Zulkifli, bangsa Indonesia sudah terlatih dengan keragaman. "Maka kita punya Bhinneka Tunggal Ika. Sejak 71 tahun lalu sudah ada kesadaran kebinekaan itu," jelasnya.
Zulkifli mengajak GMNI untuk merawat kebinekaan itu. "Nilai luhur ini harus kembali digelorakan. Caranya dengan merawat kebinekaan dengan menjadikan sebagai perilaku seperti saling menghargai dan menghormati," ujarnya.