NEW YORK -- Sekitar 16 juta remaja perempuan di bawah usia 18 tahun melahirkan setiap tahun di seluruh dunia. Sementara 3,2 juta lainnya melakukan aborsi yang tidak aman, demikian laporan United Nations Population Fund (UNFPA).
Dr Annette Sachs Robertson, direktur Pasifik UNFPA mengatakan kepada Radio Australia, anak-anak perempuan akan kehilangan kesempatan kalau mereka mempunyai bayi sebelum waktunya. "Mereka tidak dapat mencapai potensi penuh di bidang pendidikan, kontribusi mereka kepada keluarga dan diri sendiri, serta ekonomi," katanya.
Pada Hari Populasi Dunia 11 Juli, UNFPA mendesak negara-negara untuk membantu 'mematahkan lingkaran' kehamilan remaja dengan pendidikan dan layanan kesehatan reproduktif.
Lebih dari 500 juta dari 600 juta anak perempuan di dunia berada di negara-negara berkembang, menurut UNFP.
Ia mengatakan, kehamilan remaja juga memberi tekanan kepada keluarga-keluarga yang sudah kepayahan secara finansial.
Data UNPF menunjukkan, kehamilan dan komplikasi melahirkan merupakan penyebab kematian remaja usia 15 sampai 19, khususnya di negara-negara berkembang.
Menurut Robertson, anak perempuan yang bersekolah lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil.