REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank BTN Syariah belum akan berdiri secara mandiri (spin off) tahun ini. Induk perusahaan, yakni Bank BTN berharap spin off dapat dilakukan tahun depan. Direktur Utama Bank BTN, Maryono mengatakan saat ini sedang melakukan kajian terkait rencana spin off.
"Kami masih pikirkan persiapan spin off karena waktunya harus tepat. Kami juga sedang lakukan kajian apakah spin off nanti murni atau ada gabungan dengan bank lain," ujarnya di Menara BTN, Jakarta, Kamis (11/7).
Menurutnya, perbankan syariah sangat potensial ke depan sehingga harus dilakukan matang. Ini agar BTN Syariah dapat benar-benar mandiri dan berkembang. Jika ingin spin off, BTN Syariah harus memiliki aset antara Rp 15 triliun hingga Rp 20 triliun. "Sekarang aset Rp 9 triliun. Kami harapkan meningkat 40 persen. Target aset sampai akhir tahun Rp 13 triliun," ucapnya.
Senior Vice President Divisi Syariah BTN, Yoharsyah S Adam mengatakan, hingga Maret 2013, pembiayaan BTN Syariah masih Rp 6 triliun dengan target Rp 7 triliun sampai Rp 8 triliun hingga akhir tahun. Porsi pembiayaan seimbang antara komersial dan konsumer. Dia menyebutkan animo masyarakat terhadap KPR Syariah meningkat. "Naik 30 persen," kata dia.
BTN Syariah pun kini ikut berpartisipasi dalam menggalakkan sosialisasi ekonomi syariah. Saat ini BTN Syariah mempunyai 22 kantor cabang. Bank hendak lebih dulu mengoptimalkan cabang yang ada sehingga tahun ini pembukaan kantor cabang tidak banyak. "Sekitar 10 cabang, termasuk kantor kas," kata dia.