REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zakat signifikan mengurangi angka kemiskinan dan angka kelaparan sebesar 21,11 persen.
"Dalam penelitian yang pernah dilakukan, diketahui intervensi dana zakat kepada kelompok dhuafa terbukti telah mengangkat mereka dari jurang kemiskinan," kata Direktur Komunikasi dan Hubungan Eksternal Dompet Dhuafa, Nana Mintarti di Jakarta, Kamis (11/7).
Nana mengatakan, penelitian yang mengambil sampel 1.639 dari 10.806 rumah tangga miskin tersebut, menunjukkan zakat memiliki implikasi positif dalam mengurangi beban kemiskinan, tingkat kedalaman kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan.
Selain itu, zakat juga memengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan rumah tangga miskin dari kemiskinan. "Jika tanpa zakat, memerlukan waktu tujuh tahun, dengan asumsu pertumbuhan ekonomi tujuh persen, maka dengan zakar, bisa menjadi 5,1 tahun," kata Nana.
Karenanya, Nina menyerukan kepada umat Muslim untuk menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat yang kredibel. Tujuannya agar dana zakat yang disalurkan dapat optimal melalui pemberdayaan yang dapat mengentaskan kemiskinan.
Nina mengemukakan, Dompet Dhuafa menargetkan penghimpunan zakat, infak dan wakaf dapat mencapau lebih dari Rp80 miliar pada Ramadhan 2013 ini, di tengah inflasi yang diprediksi tinggi pada Juli dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Proyeksi ini diraih dari tren setiap tahunnya di mana penghimpunan zakat terus meningkat setiap Ramadhan," kata Nana.