REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Suherianto (21), salah seorang korban gempa di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, sempat merekam kejadian pada saat gempa 6,2 skala Richter yang melanda wilayah itu, Selasa (2/7).
Koordinator relawan Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri Aceh Ridwan saat dihubungi di Desa Blang Mancung, Kecamatan Ketol, Jumat menyatakan, anak muda tersebut pada saat gempa langsung ke luar rumah sambil membawa hand phone.
Pada saat bumi diguncang, Suherianto merekam langsung detik-detik robohnya Masjid Babussalihin yang berada di depan rumahnya.
Diinformasikan juga, di dalam masjid tersebut ternyata terdapat anak-anak sedang melaksanakan pengajian rutin, sehingga ada yang tidak sempat menyelamatkan diri.
Dikatakan, Suherianto juga merekam warga yang panik pada saat gempa terjadi pada pukul 14.37 WIB itu.
"Sekarang ini, rekaman gambar yang bedurasi sekitar 3 menit itu ada pada kami," kata Ridwan yang juga relawan kesehatan di Posko Kesehatan Pertamina di Desa Blang Mancung.
Ia menyatakan, rekaman tersebut diperoleh dengan tidak sengaja, yang kebetulan salah seorang anggota Senkom kenal baik dengan orang tua Suherianto.
Pada saat bertemu, Rusmin (48), orang tua Suherianto, menceritakan bahwa anaknya memiliki rekaman tentang kejadian gempa, termasuk detik-detik robohnya masjid besar di kecamatan tersebut, katanya.
"Kami sudah melihat gambar tersebut dan memang ada gambar masjid di saat roboh dan paniknya warga yang berlarian keluar rumah," kata Ridwan yang juga pegawai pada Kantor BKKBN Kabupaten Bener Meriah itu.
Ia menyatakan, sehari setelah kejadian, Suherianto dan orang tuanya mengungsi ke Takengon, Ibukota Aceh Tengah, sehingga rekaman gambar tersebut tidak diketahui banyak orang.
Kecamatan Ketol merupakan daerah yang paling parah terkena imbas gempa, karena hampir 90 persen rumah penduduk rusak parah, sedang dan ringan.