Jumat 12 Jul 2013 21:09 WIB

Ditjen Pas Berduka Dua Sipir Lapas Medan Meninggal

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
  Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7) malam.    (Antara/Septianda Perdana)
Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7) malam. (Antara/Septianda Perdana)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Para narapidana membuat kerusuhan dan membakar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 Tanjung Gusta Medan, Sumatera Utara pada Kamis (11/7) malam. Akibatnya lima orang menjadi korban tewas, dua orang di antaranya telah teridentifikasi sebagai petugas lapas.

Dua orang petugas ini yaitu Kepala Seksi Registrasi, Bona Situngkir dan seorang staf registrasi yang juga admin sistem database pemasyarakatan (SDP), Hendra Naibaho (berita sebelumnya Richardo). Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), khususnya Lapas Tanjung Gusta pun berduka.

"Kami sebagai perwakilan Ditjen Pas (Pemasyarakatan) dan Kemenkumham turut berduka cita. Kami kehilangan dua putera terbaik di Ditjen Pas," kata Kasubag Humas Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Akbar Hadi Prabowo, yang dihubungi Republika, Jumat (12/7).

Ia menuturkan dua petugas Lapas ini sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya. Hal ini terlihat dari tempat atau lokasi tewasnya dua petugas ini di kamar mandi ruangan registrasi Lapas Tanjung Gusta. Dua petugas ini terjebak dan tewas terbakar dari aksi pembakaran para narapidana.

Bona Situngkir merupakan ayah dari dua orang anak dan sudah cukup lama bekerja di Lapas Tanjung Gusta. Sebelum menjabat sebagai Kasi Registrasi, Bona pernah menjabat sebagai Kasi Bimbingan Kemasyarakatan di lapas ini.

 

Bawahannya, Hendra Naibaho (27 tahun), juga lebih miris karena akan menikah dalam waktu dekat ini. Hendra juga cukup berprestasi di Lapas Tanjung Gusta. Awal bekerja sebagai tenaga penjagaan, karena prestasi dan keterampilannya Hendra diangkat sebagai admin SDP.

Beberapa waktu terakhir, Hendra juga sedang lembur untuk mengerjakan usulan remisi Hari Raya Idul Fitri dan HUT Kemerdekaan RI yang berdekatan waktunya. Sehingga ia terpaksa lembur untuk memenuhi hak para narapidana.

Demi pekerjaan inilah, lanjutnya, dua petugas ini malah harus berjuang menyelamatkan dokumen-dokumen di Lapas. Hingga mereka lupa untuk menyelamatkan dirinya dan terjebak di tengah kobaran api.

"Mereka ditemukan tak bernyawa di kamar mandi ruangan registrasi lapas. Keduanya tak sempat menyelamatkan diri demi menyelamatkan dokumen-dokumen usulan remisi.  Mereka terjebak di dalam lapas demi  hak yang akan diberikan untuk narapidana," tutur mantan Kepala Rutan Rangkasbitung ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement