Senin 15 Jul 2013 08:54 WIB

Sudan Kutuk Serangan Terhadap Pasukan Unamid

Pasukan 'United Nations-African Union Mission in Darfur' (UNAMID)
Foto: EPA/Stuart Price/Albany Associates
Pasukan 'United Nations-African Union Mission in Darfur' (UNAMID)

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Sudan, Ahad (14/7), mengutuk agresi terhadap satu patroli Misi PBB-Uni Afrika di Darfur (UNAMID) di negara Bagian Darfur Selatan.

Tujuh prajurit pemelihara perdamaian tewas dan 17 lainnya cedera dalam serangan oleh beberapa penyerang yang tak dikenal.

"Pemerintah Sudan mengutuk agresi ini. Sebab, itu merupakan upaya putus-asa untuk menggagalkan tugas mulia misi gabungan tersebut dan merusak proses perdamaian di Darfur," kata Kementerian Luar Negeri Sudan dalam satu pernyataan.

Pernyataan tersebut menyampaikan ucapan belasungkawa tulus pemerintah Sudan kepada keluarga korban agresi keji itu.

Khartoum juga menuduh gerakan pemberontak Tentara Pembebasan Sudan (SLA) atau faksi Minnawi sebagai penyerang prajurit pemelihara perdamaian dan menganggapnya bertanggung-jawab atas kematian personel misi tersebut.

''Gerakan Minnawi dan sekutunya yang disebut Front Revolusioner, katanya, merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian di wilayah tersebut,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi.

Pada Sabtu (13/7), UNAMID mengumumkan tujuh prajurit pemelihara perdamaiannya tewas dan 17 orang lagi cedera dalam satu serangan oleh penyerang yang tak dikenal terhadap satu patroli misi itu di negara bagian Darfur.

"Satu patroli gabungan UNAMID disergap di Darfur Selatan," kata misi tersebut di salam siaran pers.

Sebanyak 24.000 prajurit memikul tugas memelihara perdamaian di Wilayah Darfur yang telah menderita akibat perang saudara sejak 2003.

Sejak penggelarannya pada awal 2008, misi itu telah kehilangan lebih dari 40 personelnya dalam berbagai serangan oleh gerombolan tak dikenal yang bersenjata di wilayah tersebut.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement