REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) pada Senin (15/7) waktu setempat siap untuk menggelar dialog baru soal pembukaan kembali kompleks industri bersama Kaesong yang diharapkan menjadi titik awal bagi pulihnya ketegangan di Semenanjung Korea.
"Saya akan berupaya sebaik mungkin untuk membuka kembali kawasan Kaesong dan mengembangkannya menjadi sebuah wilayah industri internasional," kata ketua delegasi Korsel, Kim Ki-Woong kepada wartawan sebelum melintasi perbatasan kedua negara.
Pyongyang pada Kamis (11/7) lalu menyatakan kembali untuk pertemuan terpisah guna membahas kunjungan wisatawan ke resor Gunung Kumgang dan reuni keluarga yang terpisah akibat Perang Korea. Langkah tersebut ditempuh setelah Korsel menerima tawaran untuk dialog yang membahas kemungkinan reuni keluarga, tetapi menolak pembahasan soal Gunung Kumgang guna memfokuskan topik bahasan terkait Kaesong.
Pyongyang sebelumnya menuduh Seoul tidak bersungguh-sungguh dalam dua dialog yang membahas Kaesong karena gagal mencapai kesepakatan pada pekan lalu. Korsel menginginkan jaminan keselamatan dari Korut atas kemungkinan penutupan Kaesong secara sepihak oleh negara komunis itu, serta menuntut agar wilayah tetap dijadikan tempat untuk memperbaiki hubungan kedua negara.
Wilayah industri yang terletak di utara perbatasan kedua negara itu dibuka pada 2004 namun ditutup tiga bulan kemudian seiring titik ketegangan yang mencapai puncaknya. Dalam sebuah pertemuan yang jarang dilakukan pada awal bulan ini, kedua pihak akhirnya sepakat untuk membuka kembali kawasan tersebut.
Zona industri itu merupakan tempat mencari nafkah bagi 53 ribu pekerja Korut yang memadati 123 pabrik tekstil dan barang industri milik Korsel. Korut pada April lalu menarik para pekerja mereka dari Kaesong, yang merupakan sumber penting bagi perekonomian negara itu, menyusul ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea dan sikap permusuhan dari Korsel.
Pembicaraan yang sejauh ini belum menghasilkan apapun itu sangat kontras dibandingkan ketegangan selama berbulan bulan terakhir dan ancaman perang yang dilontarkan Pyongyang, setelah uji coba nuklir pada Februari lalu membuat negara itu semakin tercekik sanksi dari Perserikatan Bangsa Bangsa.
Pada Sabtu (13/7) kemarin, Korut mengingatkan bahwa pembicaraan soal Kaesong akan berdampak pada hubungan antar kedua Korea secara keseluruhan. "Sebelum masalah Kompleks Industri Kaesong selesai, tidak akan ada kemajuan soal hubungan antar Korea," tegas pihak Korea Utara dalam pernyataan yang disiarkan media resmi pemerintah.