REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menginjakkan kaki di Sukabumi adalah hal biasa bagi Desy Ratnasari. Aktris yang juga seorang penyanyi ini memang lahir dan besar di Sukabumi.
Namun hal berbeda dirasakan Desy saat menyambangi Desa Cijurey, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (14/7) kemarin. Artis yang juga penyanyi ini bebelesekan mengunjungi warga sekaligus memberi sejumlah bantuan.
"Saya mah tukang pulang, jadi kayak pulang di rumah sendiri aja. Tapi ini pertama kali bisa bebelesekan, bisa temui warga langsung," ucap Desy ketika ditanya perasaanya saat itu.
Artis yang kini maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) Partai Amanat Nasional (PAN) di dapil IV Sukabumi ini disambut meriah. Beberapa kali langkahnya terhenti untuk sekadar melayani permintaan foto dari warga yang berkumpul sejak kedatangannya.
Namun tanpa diduga, Desy yang kala itu baru saja keluar dari satu rumah kelompok penjahit terperosok ke dalam saluran air. Alhasil, kaki sebelah kanannya dipenuhi lumpur sebatas mata kaki. Sandal jenis wadges yang saat itu dikenakannya juga basah dan dipenuhi tanah coklat. Belum lagi rok putih panjang yang dikenakannya juga ikut kotor.
"Saya mah biasa kayak tadi (kejeblos)," kata Desy seraya menunjukkan kakinya yang kotor. "Saya lahir, sekolah main di sawah, nyari papatong (capung), tukang ngurek. Jadi biasa aja kejeblos tadi," ucap Desy.
Niatannya maju sebagai calon legislatif, diutarakan pelantun lagu Tenda Biru ini karena dirinya sudah merasa yakin. Ia telah memiliki modal dan "senjata" yang penuh.
"Sekolah sudah beres, modal pendidikan sudah saya rasa cukup. Usia, mental serta pengalaman hidup juga cukup, jadi saya rasa ini saat yang tepat untuk maju," kata Desy di acara "Program Aksi Nyata" itu.
Selain dorongan dari diri sendiri, wanita yang menyelesaikan program S-2 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini juga mendapat dukungan dari keluarga. Desy menyebut, keluarga mendukung dirinya untuk menyalurkan ilmu yang ia raih untuk banyak orang.
"Saya sudah jadi dosen tapi mungkin dampaknya kecil. Mungkin dengan saya terlibat dalam institusi besar efeknya akan besar juga. Jadi saya lihat ini lahan atau area untuk saya memanfaatkan ilmu yang saya miliki," ujar wanita kelahiran Sukabumi, 12 Desember 1973 ini.