REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sekira empat juta warga muslim di Jerman serentak berpuasa Ramadhan sejak Rabu (10/7). Berbagai kegiatan mengalir sepanjang bulan penuh amal ini. Mulai dari karnaval penyambutan Ramadhan sampai dengan buka bersama tentunya.
Dukungan warga setempat pun jadi faktor pendukung. Termasuk pejabat-pejabat di tingkatan wali kota. Seorang warga Indonesia Diah Rofika mengatakan antusiasme warga muslim menjalankan Ramadhan di Ibu Kota Berlin sama seperti di negara lainnya.
Namun, berbeda ketika komunitas muslim Jerman mendapat sokongan penting dari pemerintah lokal. Ramadhan adalah untuk mengenalkan Islam ke dalam realita sosial. Diah memang sedang berada di jantung Uni Eropa itu sejak empat tahun lalu.
Diah tinggal tepatnya di Distrik Wedding, tidak jauh arah sebelah barat Berlin. Di Distrik Wedding contohnya, kata Diah, selama Ramadhan, wali kota setempat menyiapkan karnaval dan festival. Hajatan itu tentu beraroma Islami.
Banyak agenda-agenda budaya ketimuran yang akan dibawa. Mulai diskusi hingga acara sosial lainnya. Wali kota akan membuka festival tersebut mulai 27 Juli sampai Idul Fitri mendatang. "Tentunya muslim dari berbagai negara dan muslim lokal juga ikut bergabung ke acara ini," kata Diah saat berbincang, Ahad (14/7).
Para pemuka agama lain juga ikut menyiapkan diri sebagai tuan rumah kegiatan sosial Ramadhan. Di Jerman, tidak kurang tercatat empat juta warga muslim. Konsentrasi utama berada di Berlin. Di kota tersebut tersebar antara tiga sampai empat ratus ribu muslim.
Rata-rata memang imigran. Tapi, banyak juga mualaf. Muslim pendatang biasanya menjadi motor utama penggerak kegiatan. Ada tiga komunitas besar muslim di Jerman. Dari Indonesia, Turki, dan tentunya Timur Tengah.