REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan sepertinya banyak mendorong masyarakat untuk lebih giat mempelajari agama. Selain mungkin karena terbawa suasana bulan suci, bisa jadi mereka benar-benar ingin memperdalam agama selama Ramadhan.
Penerbit Gema Insani Press mencatat, buku-buku keagamaan, khususnya yang mengulas keistimewaan ibadah selama Ramadhan paling banyak diburu pembeli. Ia menyatakan, buku berjudul Air Mata Rasulullah masuk ke dalam daftar paling laris. Meski tidak menyebut angka penjualan, namun Surya mengakui tingkat penjualan cukup meningkat.
"Buku tentang puasa dan yang memuat ulasan Islam paling laku," kata staf Gema Insani Press Surya Handika, Senin (15/7). Gema Insani Press termasuk salah satu penerbit yang membuka stand di Republika Ramadhan Fair di Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur.
Dari hasil survei yang dilakukannya kepada pembeli, ia bisa menarik kesimpulan bahwa mereka ingin mendalami Islam secara khafah. Buku, sambungnya, menjadi sarana belajar paling efektif bagi masyarakat yang ingin memahami agama dari berbagai tinjauan.
Tidak ketinggalan, menurut Surya, tingkat penjualan terjemahan Alquran juga terbilang menggembirakan. Ia mengaku, Alquran berbahasa Arab yang disertai terjemahan dalam bahasa Indonesia dan Inggris dihargai termasuk item yang mampu menarik minat konsumen. Harga jual mushaf umat Islam ini semula Rp 145 ribu, dan melihat animo pengunjung maka dijualnya dengan diskon 20 persen.
Penerbit Al Mawardi turut merasakan tingkat penjualan buku yang berkaitan dengan Islam lumayan menunjukkan trend positif. Publisher Penerbit Al Mawardi Abdul Halim mengaku, buku 'Dahsyatnya Puasa Nabi Daud' dan 'Dahsyatnya Doa Anak' mengalami kenaikan penjualan. Adapun, buku keislaman lainnya belum dilirik konsumen karena mungkin memiliki keragaman isi dengan buku keluaran penerbit lain.
Ia berharap, pengunjung Republika Ramadhan Fair bisa ramai agar buku yang dipajangnya semakin banyak yang laku. Pasalnya, pada hari-hari biasanya, pihaknya tidak terlalu gencar melakukan promosi karena langsung menitipkannya pada agen dan distributor.
Sehingga, dengan mengikuti basar tentu saja ia ingin dapat mengembalikan modal awal. "Ikut membuka stand adalah cara kami mendongkrak penjualan, semoga saja pengunjung semakin ramai supaya otomatis penjualan buku naik."
Staf penjualan Grafindo Khazanah Ilmu, Faisal mengatakan, buku yang dipajang standnya cukup mampu menyedot pembeli. Setelah melihat-lihat, tidak sedikit di antara mereka tertarik memboyong buku tentang keutamaan shalat dan puasa.
Buku tentang tafsir Alquran juga cukup laris karena pembeli terkesan untuk mempelajarinya lebih jauh setelah hanya sekadar membuka lembar demi lembar. "Tafsir Alquran penjualannya lumayan."