Senin 15 Jul 2013 21:50 WIB

Rudd Dapat Dukungan Untuk Rumah Detensi di Pulau Manus

Red:
Kevin Rudd
Kevin Rudd

CANBERRA -- Perdana Menteri (PM) Kevin Rudd akan mempertahankan pusat pemrosesan pencari suaka di Pulau Manus selama kunjungannya ke Papua Nugini.

Pekan lalu, Badan pengungsi PBB UNHCR kembali mengkritik rumah detensi di Pulau Manus. Dalam laporan  keduanya, UNHCR mengatakan meskipun sudah banyak perbaikan, namun fasilitas di rumah detensi di Pulau Manus belum memenuhi standar perlindungan Internasional.

UNHCR menemukan para pencari suaka di Pulau Manus tinggal berdesak-desakan di ruangan sempit dan menunggu pemrosesan yang lambat dan kondisi cuaca yang panas.

Hari ini Kevin Rudd dan koleganya PM Papua Nugini Peter O'Neill  menekankan kebutuhan fasilitas rumah detensi di Pulau Manus, meski ada kritik dari PBB. “Melanjutkan pertemuan Saya di Indonesia, Saya senang berbicara dengan PM O'Neill mengenai kelanjutan, penguatan dan memajukan kerjasama kawasan dan mengenai pencari suaka di  masa depan,” kata Kevin Rudd.

Tidak ada kebijakan utama  yang diumumkan Rudd mengenai imigrasi dan pengungsi, tapi dia membuka kemungkinan soal adanya perubahan arah kebijakan di masa depan.

"Ketika kondisi berubah, Australia akan melakukan penyesuaian, dan akan  terus melakukan penyesuaian, dan jika diperlukan,  maka kebijakan juga perlu diubah,” katanya.

PM Papua Nugini O'Neill mengatakan pentingnya untuk memahami kalau fasilitas permanen di Pulau Manus masih dalam tahap pembangunan.

"Kita mengapresiasi laporan PBB  dan rekomendasinya dan kita berharap mereka bisa memahami tantangan yang kita hadapi dalam  membangun solusi permanen mengenai  masalah ini,” kata O’Neill.

Selama kunjungan singkatnya ke Port Moresby, kebijakan besar yang diumumkan Rudd hanyalah akan mengirim 50 polisi Australia ke PNG pada akhir tahun ini untuk membantu situasi hukum endemik dan pelanggaran hukum di negara tersebut.

Isu lain terkait Papua Nugini adalah masalah visa. Ketika Julia Gillard berkunjung ke negara itu pada awal tahun lalu, O’Neill mengeluhkan soal sulitnya  memperoleh visa ke Australia. Terkait hal ini Rudd sudah menyiapkan pernyataan.

"Saya juga senang mengumumkan kalau di Bandara Brisbane dan Cairns akan disediakan jalur khusus untuk antrian penumpang warga Papua Nugini yang akan memproses visa kedatangan,” kata Rudd.

Rudd dan Menteri Imigrasi Tony Burke saat ini sedang dalam perjalanan kembali ke Australia tapi Menteri Perdagangan Richard Marles tetap di Papua Nugini untuk melanjutkan pembicaraan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement