Selasa 16 Jul 2013 13:09 WIB

Persoalan Tenaga Kerja Masih Jadi Ancaman Bagi Kawasan Industri

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
  Ratusan buruh dan pengusaha menggelar zikir bersama menyambut Hari Buruh Sedunia di kawasan industri Jababeka, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (1/5).  (Republika/Prayogi)
Ratusan buruh dan pengusaha menggelar zikir bersama menyambut Hari Buruh Sedunia di kawasan industri Jababeka, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (1/5). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Presiden Direktur PT Jababeka Tbk SD Darmono menilai permasalahan tenaga kerja yang ada di kawasan industri masih sering terjadi. Dia menyebutkan di kawasan industri Jababeka, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tidak kurang ada 1.650 perusahaan yang berasal dari 30 negara, 760 ribu orang tenaga kerja, dan populasi sebanyak 1,3 juta orang.

Akibat masalah tenaga kerja tersebut, kata Darmono, ini berdampak pada keamanan masyarakat dan mengancam iklim investasi karena membuat takut investor. “Seperti kejadian pekan lalu ada penutupan tol Cikampek, Jawa Barat yang membuat terganggunya proses distribusi produksi,” ujarnya saat pidato pembukaan diskusi dengan tema 'Pengamanan Objek Vital dan Stabilitas Tenaga Kerja Berdasarkan Inpres nomor 2 Tahun 2013' di Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (16/7).

Peristiwa itu memberikan efek meresahkan para pengusaha. Apalagi kawasan industri terkoridor di Cikampek. Tidak hanya itu, dia mengeluhkan pertumbuhan infrastruktur yang tidak sejalan dengan pertumbuhan kendaraan dan kebutuhan industri. Belum lagi dia menilai undang-undang (UU) mengenai tenaga kerja yang ada saat ini belum sepenuhnya memayungi.

Dia menambahkan, para pengusaha itu sebenarnya membutuhkan keamanan. Untuk itu, Darmono menegaskan bahwa dibutuhkan adanya kejelasan peraturan yang menjadi acuan pelaksanaan kerja industri. Pihaknya berharap pihak kepolisian dapat mewujudkan keamanan bersama sehingga terwujudnya hubungan industrial yang kondusif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement