Selasa 16 Jul 2013 16:47 WIB

Elektabilitas Golkar Tertinggi Berkat Iklan Ical

Rep: Ira Sasmita/ Red: Mansyur Faqih
Partai Golkar
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis survei yang menyatakan penurunan kepercayaan publik terhadap partai politik. Khususnya, partai yang terindikasi kasus korupsi dan dianggap tak peduli serta tidak beretika.  

Survei itu juga memerlihatkan, Golkar tetap menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi, yaitu 19,7 persen. Disusul PDI Perjuagan (18,3 persen), Gerindra (13,9 persen), Hanura (6,9 persen), dan Demokrat (6,1 persen). Kemudian PKB (4,8 persen), Nasdem (4,6 persen), PPP (4,3 persen), PAN (3,8 persen), PKS (3,8 persen), PBB (1,4 persen), PKPI (0,5 persen). Tetapi jumlah undiceded voters cukup banyak, mencapai 11.9 persen.

Penelisi LSN Dipa Pradipta menjelaskan, elektabilitas Golkar yang tinggi memang kontradiktif dengan kepercayaan publik yang menurun karena kasus korupsi. Tetapi, ada upaya yang dilakukan ketua umum Aburizal Bakrie (Ical) yang secara masif melakukan sosialisasi untuk Golkar. 

"Di semua media, hampir tiap menit dia muncul dengan paparan iklan politik secara masif. Serangan udara yang dilihat langsung oleh masyarakat itu ternyata ditangkap dengan baik juga oleh publik," jelas Dipa saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Selasa (16/7).

Sementara itu, Demokrat juga mengalami sedikit peningkatan dibanding empat bulan sebelumnya. Tidak dipungkiri, ujar Dipa, sorotan media terhadap Demokrat mengenai kasus korupsi mulai berkurang. Karena media lebih fokus menguliti PKS yang terjerat karena kasus korupsi mantan presidennya Luthfi Hasan Ishaaq. 

Sedangkan di sisi lain, Gerindra dan Hanura mengambil berkah dari konsistensi dan integritas kadernya. Meski mendapat sedikit kursi, kedua partai itu disukai banyak responden karena dipersepsikan sebagai partai bersih.

Survei LSN melibatkan responden berusia di atas 17 tahun. Dengan distribusi 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan. Pengambilan sampel menggunakan teknik mutlistage random sampling. Dengan margin of error sebesar 2.8 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement